Terus, Edukasi Masyarakat Tentang Covid-19

- 30 Januari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi masker.
Ilustrasi masker. /Anastasia Gepp/Pixabay/

“Apabila kita analisa secara individual, menjaga perilaku jaga jarak (47persen) lebih rendah daripada memakai masker (71persen) dan mencuci tangan (72persen). Khusus untuk jaga jarak, didapatkan ternyata ada aspek norma sosial yang berperan di sini misalnya, merasa tidak enak menjauh dari orang lain, orang lain yang mendekat ke saya, atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak,” terang Risang Rimbatmaja, Konsultan UNICEF.

Selanjutnya, konsep kesalahan persepsi bahwa orang yang kelihatan sehat, dianggap tidak bisa menularkan penyakit juga menjadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Contoh KBS dan Kang Pisman, Datang ke RW 17 Perumahan Sarimas Kelurahan Sukamiskin Arcamanik

“Yang tidak kalah menonjol adalah salah persepsi, saya sehat atau orang lain sehat kenapa harus jaga jarak. Kelihatannya konsep Orang Tanpa Gejala (OTG) masih belum betul-betul berada di benak masyarakat,” jelas Risang Rimbatmaja.

Perlu bagi masyarakat luas mengetahui konsep OTG, karena masyarakat menjadi merasa tidak perlu menjaga jarak. Apabila masyarakat mengetahui lebih jauh lagi soal cara penularan Covid-19, diyakini bahwa masyarakat akan melakukan pencegahan lebih disiplin lagi.

Kebanyakan responden berpikir bahwa penularan Covid-19 melalui orang yang batuk dan bersin (71persen). Hanya 23-25 persen responden yang menyebutkan penularan Covid-19 melalui berbicara dan bernafas.

“Ini menjelaskan, mengapa jaga jarak dianggap tidak terlalu perlu saat berbicara dengan orang lain selama lawan bicara tidak batuk atau bersin,” ujar Risang Rimbatmaja.

Sementara Rizky Ika Syafitri, menambahkan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perubahan perilaku ini, penting juga untuk mengetahui media penyalurannya yang tepat.

Baca Juga: Resmi, Pemikul Jenazah TPU Cikadut Kota Bandung Jadi Pekerja Harian Lepas

Sumber informasi yang paling dipercayai masyarakat mengenai Covid-19 ini adalah media massa televisi, kemudian diikuti oleh koran, radio, media sosial, WhatsApp Group, pemberitaan media online, dan situs internet.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah