BRIN Teliti Metode Daur Ulang Baterai Bekas Hasilkan Logam Murni Berkualitas

- 26 Januari 2024, 17:20 WIB
Baterai motor listrik Honda EM1 e
Baterai motor listrik Honda EM1 e /Pikiran-Rakyat.com/Aldiro Syahrian /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi dalam dan luar negeri, dikabarkan tengah mengembangkan metode daur ulang baterai bekas. Daur ulang tersebut dilakukan sebagai upaya mengurangi masalah lingkungan akibat sampah baterai, yang mengandung logam berat, sehingga bisa membahayakan lingkungan dan kesehatan.

Peneliti Pusat Riset Sistem Nanoteknologi BRIN, Octia Flowerin menyatakan, daur ulang baterai bekas umumnya dilakukan menggunakan metode pirometalurgi, hidrometalurgi, dan daur ulang langsung. Menurutnya, pirometalurgi yakni metode daur ulang baterai bekas dengan cara memanaskan baterai bekas pada suhu tinggi. Metode ini menghasilkan logam murni, tetapi membutuhkan energi yang besar.

Sedangkan metode hidrometalurgi, lanjut dia, dilakukan dengan cara melarutkan logam dari baterai bekas menggunakan larutan kimia bisa menghasilkan logam murni dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan pirometalurgi. Dan metode daur ulang secara langsung, dilakukan dengan cara mengubah baterai bekas menjadi katoda baterai baru.

"Metode ini kebutuhan energinya paling rendah, tetapi hanya dapat dilakukan pada baterai jenis tertentu," Ungkap Octia Flowerin melalui keterangan pers, Jumat, 26 Januari 2024.

Octia mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengembangkan metode daur ulang baterai bekas menggunakan metode hidrometalurgi dan penelitian asam askorbat.

"Metode ini menghasilkan logam murni dengan efisiensi yang tinggi dan energi yang rendah," kata Octia yang juga anggota peneliti dalam Kelompok Riset Material Fungsional Dimensi Rendah.

Ia menjelaskan, upaya pengembangan metode daur ulang baterai bekas tersebut dilakukan bekerja sama dengan Osaka University, Kumamoto University, Ming Chi University of Technology di Taiwan, Institut Teknologi Bandung, hingga UPSI Malaysia.

Octia berharap penelitian itu dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada industri pertambangan.

Editor: Andriansyah Andrie


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x