Miris,  Mushola di Kampung Sadewata Cianjur Jadi Tempat Singgah Anak Yatim dan Anak Terlantar 

- 1 Desember 2021, 06:54 WIB
Sekelompok anak tertidur pulas di mushola Tim Ngaprak Lembur di  Kampung Sadewata, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur akibat saung yang ditempati dikhawatirkan roboh.
Sekelompok anak tertidur pulas di mushola Tim Ngaprak Lembur di Kampung Sadewata, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur akibat saung yang ditempati dikhawatirkan roboh. /Portal Bandung Timur/wawan Kusmiran/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sejumlah anak yatim piatu dan terlantar terpaksa menghuni mushola milik Saung Pondok Anak Tim Ngaprak Lembur (TNL) Kampung Sadewata, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kab. Cianjur.  Untuk tidur anak-anak yatim dan anak terlantar hanya beralaskan karpet mushola.

“Ya, mau bagaimana lagi. Sebenarnya sejak awal berdiri tahun 2005 memang ada pondokan yang terbuat dari bilik dan papan, tapi karena kondisi usia akhirnya rusak dan khawatir roboh maka waktu malam apalagi hujan terpaksa anak-anak tidur di mushola saja,” terang Ketua Bidang Pembinaan anak dari kelompok masyarakat Tim Ngaprak Lembur (TNL), Nenti Rohayati  kepada Portal Bandung Timur.

Dikatakan Nenti Rohayati, keberadaan Pondok Saung Anak TNL sebagai rumah singah anak yatim dan anak dilakukan tanpa direncanakan. “Sebelumnya pada tahun 2005 lalu kami hanya menyelamatkan wanita yang tengah hamil karena kasihan, setelah itu anaknya ditinggal dan ternyata bukan wanita hamil di jalan saja, demian pula dengan mantan TKW yang mengalami KDRT serta masih banyak anak-anak yang terlantar di jalan karena kedinginan dan kurang makan suka datang ke ponsok karena saling memberi tahu, akhirnya secara begitu saja pondok dijadikan tempat persinggahan,” terang Nenti Rohayati tentang asal mula anak yatim dan anak terlantar menempati pondok di rumahnya.  

Baca Juga: Inilah Jagoan yang Kuasai Industri E-Commerce Indonesia Tahun 2021

Kini Saung Pondok Anak dihuni oleh 9 orang anak. “Mereka datang silih berganti, kami hanya bisa memberikan tempat alakadarnya agar tidak kehujanan dan kepanasan, serta memberi makanan alakadarnya dari hasil rereongan,” ujar Neti Rohayati terkait anak-anak yang menepati ruangan 2x2,5 meter yang papan dan bilik-biliknya mulai berlubang.

Sementara terkait keberadaan Tim Ngaprak Lembur, dibentuk oleh sejumlah warga yang terbiasa menyusuri pelosok daerah di Kabupaten Cianjur maupun Sukabumi. Kelompok dibentuk untuk mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi dipelosok daerah.

“Ya itu tadi, awalnya kami menyelamatkan anak remaja hamil dan TKW korban KDRT, karena ingin mengetahui latarbelakangnya tentu kami harus tahu asal usul kampungnya. Sejak itu setiap ada anak terlantar yang singgak ke pondok pasti kami telusuri kampung halamannya, jangan sampai kami dipersalahkan menampung anak-anak karena tidak jelas asal usulnya,” ujar Nenti Rohayati terkait terbentuknya kelompok Tim Ngaprak Lembur.

Baca Juga: Libur Sekolah Semesteran di Kota Cimahi di Geser Karena Ini

Sejak dibentuknya Tim Ngaprak Lembur dengan Saung Pondok Anak, menurut Nenti Rohayati, pihaknya belum pernah menerima sumbangan secara khusus dari pemerintah maupun lembaga manapun. “Bantuan selama ini didapat dari urun rembung anggota pengurus dan orang-orang yang dekat dengan anggota pengurus  secara pribadi, jadi tidak pernah atau belum pernah mendapatkan bantuan,” ujar Nenti Rohayati.

Untuk mencari bantuan ke pihak pemerintah ataupun lembaga resmi menurut Nenti Rohayati, pihaknya tidak memiliki keberanian karena keberadaan legalitas formal Tim Ngaprak Lembur. “Karenanya kami terus berusaha semampu yang kami miliki dan menjadikan kegiatan sebagai ladang amal, kalaupun dari pemerintah atau lembaga akan ada bantuan, tentunya kami akan sangat berbesar hati menerimanya dan akan kami manfaatkan,” pungkas Nenti Rohayati. (Wawan Kusmiran)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah