Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Bupati Cianjur Herman Suherman canangkan program Gerakan Menanam Cabai di perkarangan kantor dan rumah. Menanam cabai merupakan gerakan menahan laju inflasi akibat krisis global saat ini.
“Pola ini mungkin yang pertama di Indonesia, ASN terlibat menanam cabai untuk menekan laju inflasi. Bukan urunan sih, tapi lebih ke investasi. Misalkan ASN akan menginvestasikan modal menanam cabai berapa dan Dinas Pertanian menyediakan lahan. Nantinya hasil panennya otomatis milik ASN sesuai dengan modal yang diinvestasikan,” ujar Bupati Herman Suherman kepada wartawan.
Pencanangan program Gerakan Menanam Cabai dilakukan Bupati Herman Suherman di lahan milik Kantor Kecamatan Mande, Cianjur. Kegiatan diikuti sejumlah ASN di Pemkab Cianjur dan juga masyarakat sekitar.
Baca Juga: Gempa Guncang Pesisir Sukabumi dan Cianjur Jawa Barat
Disampaikan Herman Suherman, Gerakan Menanam Cabai secara bersamaan dilakukan guna menekan dan mengendalikan laju inflasi. “Katenanya Pemkab Cianjur mencanangkan program Gerakan Menanam Cabai di perkarangan kantor dan rumah bagi para ASN dan masyarakat Cianjur,” ujar Herman Suherman.
Dikatakan Herman Suherman, untuk ASN dlakukan skema pembiayaan secara urunan. Sedangkan bagi masyarakat umum Dinas Pertanian menyediakan polibag dan bibit cabai secara gratis.
Herman Suherman menungungkapkan langkah yang dilakukan para ASN di Kabupaten Cianjur itu merupakan sebuah bentuk investasi. Karena hasil panen cabai nantinya akan kembali ke para ASN yang sudah mengeluarkan modal.
Baca Juga: Dua Sepakan Spektakuler Habil Abdillah Buka Peluang Timnas Indonesia ke Final Piala Asia U 17 2023
Disebutkan Herman Suherman, Gerakan Menanam Cabai merupakan gerakan menahan laju inflasi akibat krisis global saat ini. Gerakan Menaman Cabai juga merupakan instruksi Presiden Joko Widodo lantaran berfluktuasinya harga cabai akhir-akhir ini menjadi indikator terjadinya inflasi.
"Kami tentu bersyukur, kalangan ASN khususnya di Sekretariat Daerah dan para kepala OPD, kompak menanam cabai untuk menahan laju inflasi," kata Herman Suherman
