Cianjur Waspadai Kawasan Pemukiman Padat, Ini Alasannya  

- 14 Oktober 2022, 08:10 WIB
Seorang anak diukur ketinggian badan pada kegiatan rutin pemeriksaan kesehatan yang diselenggarakan Posyandu. Pemkab Cianjur waspadai pemukiman padat banyak ditemukan kasus stunting.
Seorang anak diukur ketinggian badan pada kegiatan rutin pemeriksaan kesehatan yang diselenggarakan Posyandu. Pemkab Cianjur waspadai pemukiman padat banyak ditemukan kasus stunting. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Wilayah perkotaan atau daerah padat penduduk menjadi tingkat kerawanan yang perlu diwaspadai terjadinya kasus stunting. Dari 32 desa atau kelurahan yang menjadi fokus utama Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dalam penanganan kasus stunting, mayoritas berada di daerah perkotaan yang padat penduduk.

"Stunting diwilayah perkotaan memang tingkat kerawanannya paling tinggi, terutama yang padat penduduknya. Kondisi tersebut dipicu berbagai indikator lantaran permasalahan stunting relatif cukup kompleks," ujar Irvan Nur Fauzy, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur saat ditemui belum lama ini.

Irvan menyebutkan, mayoritas stunting umumnya berada di daerah perkotaan yang padat penduduk. "Kalau kerawanan kita ambil berdasarkan risiko stunting," kata Irvan.

Baca Juga: Genangan Air Sisa Banjir Masih Mengalir di Jalan Cingingsed Arcamanik Bandung

Irvan menambahkan, kasus stunting cukup kompleks. Artinya, penyebab kasus tersebut tak hanya dilihat dari satu indikator saja."Logikanya, kemungkinan kalau di desa itu ada kemudahan masyarakatnya mengakses sumber-sumber protein, pangan, dan lainnya. Ada telor, ikan, bahkan belut, mudah didapat," jelasnya.

Berbeda dengan akses masyarakat terhadap sumber-sumber pangan di wilayah perkotaan. Perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahui persis penyebabnya.

Apakah penyebabnya lebih karena akses atau memang karakteristik masyarakat perkotaan itu ingin segala sesuatunya serba instan seperti mengkonsumsi mi instans yang memang mudah didapat.

Baca Juga: Bambang Pelapor Presiden Jokowi Gunakan Ijazah Palsu Telah Diamakan Bareskrim Polri

Lalu ada juga orangtuanya kerja, sehingga mencari akses sumber makanan yang mudah didapat. Asupan gizi tak seimbang ini yang memungkinkan jadi penyebab stunting di wilayah perkotaan. Artinya ada pola makan yang salah.

Di Kabupaten Cianjur terdapat sekitar 200 ribuan balita. Berarti, masih terdapat sekitar 14 ribuan balita atau 7% yang masih dikategorikan stunting. "Kurang lebih ada sekitar 14 ribuan balita yang terindikasi stunting," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x