Sudah Muncul 10 Kasus, Varian Virus Baru  B117 dan Mutasi Lokal B1617 

27 April 2021, 00:13 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan seusai Rapat Terbatas mengenai penanganan pandemi Covid-19, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin 26 April 2021. /Foto: Rahmat/Humas Setkab

  PORTAL BANDUNG TIMUR - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Covid-19. Varian virus baru  B117 dan mutasi lokal B1617 sudah masuk ke Indonesia dan telah menjangkit sepuluh orang, masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga keseimbangan dari sisi kesehatan dan ekonomi yang sudah berjalan baik.

“Bapak Presiden juga mengingatkan bahwa keseimbangan yang sudah ada sekarang sudah paling bagus, keseimbangan dari sisi kesehatan dan sisi ekonominya. Apa yang dilakukan benar-benar memberikan hal yang positif dari sisi kesehatan, turun semua indikatornya, tapi juga memberikan hal yang positif di sisi ekonomi, indikatornya juga naik,” jelas pada keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas) mengenai penanganan pandemi Covid-19, di Kantor Kepresidenan, Provinsi DKI Jakarta, Senin 26 April 2021.

Dikatakan Menkes Budi Gunadi Sadikin, penyebab lonjakan kasus yang terjadi di India disebabkan oleh mutasi virus baru yang masuk, yaitu B117 dan mutasi lokal B1617. Varian virus baru tersebut sudah masuk ke Indonesia dan telah menjangkit sepuluh orang, enam kasus di antaranya masuk dari luar negeri dan empat kasus lainnya berasal dari transmisi lokal, dua di Sumatra, satu di Jawa Barat, dan satu di Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Resmi, Dadang Supriatna Bupati Bandung, Ade Sugianto Bupati Tasikmalaya

“Jadi untuk provinsi-provinsi di Sumatra, di Jawa Barat, dan Kalimantan, kita akan menjadi lebih sangat hati-hati. Akan  selalu mengontrol apakah ada mutasi baru tersebut atau tidak,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Dijelaskan Budi Gunadi Sadikin, pemerintah telah menangguhkan sementara pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas. Selain itu juga menolak masuknya orang asing yang memiliki riwayat perjalanan 14 hari terakhir ke India, sebelum masuk ke Indonesia.

“Ya, jadi kita sudah menangguhkan sementara pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas. Termasuk menolak masuknya orang asing yang memiliki sejarah 14 Hari terakhir pernah di India,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Namun, menurut Budi Gunadi Sadikin, penolakan tersebut dikecualikan bagi WNI (Warga Negara Indonesia) yang kembali ke Indonesia.  Warga Negara Indonesia yang kembali diperbolehkan masuk dengan pengetatan protokol kesehatan, sehingga WNI yang baru masuk akan dikarantina selama 14 hari.

Baca Juga: Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402 Dipastikan Gugur, Diajukan Naik Pangkat

“Titik kedatangan juga sudah diatur kemarin oleh Pak Menko, hanya di (Bandara) Soekarno Hatta, (Bandara) Juanda, (Bandara) Kualanamu, dan (Bandara) Sam Ratulangi. Pelabuhan lautnya juga hanya di Batam, Tanjungpinang dan Pelabuhan Dumai, ya dan kita pastikan semua nanti yang pernah datang atau mengunjungi India itu akan dilakukan Genome Sequencing, ya agar kita benar-benar bisa melihat apakah terjadi mutasi baru atau tidak,” jelas Budi Gunadi Sadikin.

Dikatakan Budi Gunadi Sadikin, pengetatan protokol kesehatan berlaku juga bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan kembali ke Indonesia yang diperkirakan jumahnya puluhan ribu orang. 

“Sudah masuk di atas 100.000 (orang) dan akan masuk puluhan ribu kembali, sehingga beberapa titik-titik seperti Batam, Kepulauan Riau, ya, perbatasan dengan Sabah dan Sarawak seperti Entikong, Nunukan, Malinau, itu kita akan perkuat skriningnya, proses karantinanya, sehingga orang yang masuk akan kita tes dan pastikan semua hasil tesnya kita kirim untuk Genome Sequencing, untuk tadi melindungi rakyat Indonesia dari potensi kesalahan yang pertama, karena ada mutasi virus baru yang masuk,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Menkes Budi Gunadi Sadikin, kembali mengingatkan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di India disebabkan oleh kelengahan atau ketidakwaspadaan dalam menjalankan protokol kesehatan. Karena merasa vaksinasi telah sukses, serta penurunan jumlah kasus COVID-19 yang sudah sukses. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa tetap menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala 402 Terbelah Tiga, 53 Awaknya Dipastikan Gugur

“Untuk itu, teman-teman kami ingatkan sekali lagi, ya, tolong jaga protokol kesehatan, jangan sampai kerja keras yang selama ini sudah kita lakukan, keseimbangan seperti arahan Bapak Presiden yang sudah kita capai, kemudian kembali rusak karena kita terlalu terburu-buru, terlalu grusa-grusu, tidak eling nang waspada, kata Bapak Presiden, ya,” tegasnya.

Dijelaskan Budi Gunadi Sadikin, vaksinasi tidak membuat kebal dari Covid-19, tetapi hanya memperkuat imunitas tubuh. Sehingga apabila terjangkit akan lebih cepat proses kesembuhannya dan tidak berdampak fatal.

“Vaksinasi tetap membuat kita masih bisa tertular, vaksinasi masih bisa membuat kita menularkan ke orang lain, jadi itu penting sekali untuk kita jaga, walaupun sudah divaksinasi protokol kesehatan harus dijaga,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Dalam kesempatan tersebut, MenkesBudi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah melakukan conference call tingkat tinggi dengan pemerintah China. Pada bulan ini pemerintah Indonesia akan mendapatkan tambahan vaksin dari Sinovac. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler