Perum Panghegar Permai Mekarmulya Kota Bandung 30 Tahun Krisis Air Bersih

30 Maret 2023, 15:17 WIB
Ketua LPM Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, Yoyo Herdistoyo, Kamis 30 Maret 2023 menunjukan langsung instalasi Sarana Air Bersih Swadaya Warga RW 03 Kelurahan Mekarmulya. /Portal Bandung Timur/ Ari Prianto Teguh/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Tidak kurang dari 30 tahun lamanya warga Komplek Panghegar Permai Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, mengalami krisis air bersih. Untuk kebutuhan sehari-hari kebutuhan air bersih lebih banyak membeli.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Mekarmulya, Yoyo Herdistoyo, kepada Portal Bandung Timur  menyampaikan bahwa selama tiga puluh tahun lebih,  tepatnya sejak tahun 1989, warga di Komplek Panghegar Permai Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, mengalami krisis air bersih. Kelangkaan air bersih di lingkungannya, akibat air tanah mengandung zat logam berat seperti zat besi tinggi serta lumpur.

"Kadar air dengan zat besi tinggi karena sebelumnya kawasan Panghegar Mekarmulya merupakan kawasan pesawahan dan masuk daerah cekungan Bandung timur. Otomatis menyebabkan air menjadi bau dan tidak layak konsumsi,” jelas  Yoyo Herdistoyo saat ditemui kediamannya, Komplek Panghegar Permai RW 03, Kamis 30 Maret 2023.

Baca Juga: Satpol PP Kota Bandung Sikat Habis Papan Reklame Tidak Berizin

Pada tahun-tahun awal tinggal di perumahan tersebut, menurut Yoyo Herdistoyo, warga memperoleh sumber air melalui pompa tangan di rumahnya masing-masing. "Air hasil dari pompa tangan, tidak dapat langsung digunakan. Warga harus menyaringnya terlebih dahulu, baru air bisa digunakan", kata Yoyo Herdistoyo.

Namun, pihaknya menambahkan, air hasil saringan pun hanya dapat dipergunakan untuk mencuci dan mandi saja. Sementara kebutuhan air minum, warga membeli air bersih dari pedagang penyedia air gunung keliling. 

"Keadaan tersebut berlangsung terus menerus berpuluh-puluh tahun", ujar Yoyo Herdistoyo lagi.

Beralih waktu, setelah pompa tangan tidak lagi dapat digunakan untuk memperoleh air tanah, lalu warga beramai-ramai memilih membuat sumur-sumur baru dengan kedalaman yang lebih dari sebelumnya.

Baca Juga: Kapolda Jawa Barat di Jabat Inspektorat Jenderal Polisi Akhmad Wiyagus, Ini Profilnya

Alat bantu pengambilan air tanah menggunakan mesin pompa listrik berbagai jenis. Pengeboran sumur-sumur baru dan penggunaan mesin pompa air listrik, menambah tinggi pengeluaran warga setiap bulan.

Tidak semua warga mampu menyediakan sarana penunjang perolehan air tanah tadi. Akibatnya, tidak sedikit warga mengandalkan pemenuhan air bersih sepenuhnya dari pedagang air keliling.

Keadaan itu berlangdung hingga sekarang. Warga yang tetap bertahan hidup di komplek perumahan tersebut terus mencari cara penanganan masalah air bersih.

Sarana Air Bersih Swadaya

Pada masa-masa krisis air bersih di Komplek Panghegar Permai Kelurahan Mekarmulya, warga RW 03 beruntung telah memiliki Sarana Air Bersih (SAB) swadaya bagi warga

Yoyo Herdistoyo mengatakan, upaya pengadaan SAB swadaya oleh warga RW 03 ini, dinilai mampu mengatasi krisis air bersih skala lokal.

"Instalasi penyedia air bersih tersebut dibangun dari dana gotong-royong warga. Hal ini layak menjadi percontohan bagi lingkungan RW lain di Kelurahan Mekarmulya yang terdampak krisis air bersih" Kata Yoyo Herdistoyo.

Baca Juga: Ema Sumarna, Taman di Kota Bandung Tidah Hanya Jadi Ruang Publik tapi Harus Jadi Paru Paru Kota

Lebih lanjut, Yoyo Herdistoyo, menyampaikan, biaya instalasi air bersih di RW 03 tersebut terbilang mahal.  "Berkat adanya kesadaran warga, resiko pengaanggaran mampu diselesaikan dengan baik oleh warga secara bersama-sama", kata Yoyo Herdistoyo.

Disamping berhasil mengatasi hal pendanaan instalasi air bersih, Yoyo Herdistoyo memberikan apresiasi atas usaha berbagai Sumber Daya Manusia (SDM) potensial di lingkungan RW yang sanggup mewujudkan pembangunan instalasi air bersih bagi warga. SAB swadaya di RW 03, sudah berhasil melayani sedikitnya 220 umpi atau rumah warga.

Selama menikmati air bersih, kini tidak ada lagi beban biaya listrik, pembelian mesin pompa dan penyaringan air karena air masuk langsung ke tempat-tempat penampungan dalam keadaan layak konsumsi. Selebihnya, warga sekarang cukup membayar beban pemakaian air setiap bulan sesuai jumlah kubik air yang digunakan. (Ari Prianto Teguh)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler