Penyebaran Covid-19 Masih Tinggi, Belajar Tatap Muka untuk Sementara Dipending

- 12 Januari 2021, 12:00 WIB
Dede Yusuf di Lapangan Sepakbola Balekambang Desa Sukamaju Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Jawa Barat.
Dede Yusuf di Lapangan Sepakbola Balekambang Desa Sukamaju Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/Neni Mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat H. Dede Yusuf M. Effendi menyatakan kegiatan pendidikan di sekolah dengan cara tatap muka untuk sementara dipending atau ditunda dulu. Kondisi saat ini belum memungkinkan kegiatan belajar mengajar diselenggarakan disekolah.

"Mengingat angka kasus penyebaran Covid-19 masih tinggi dan melonjak tinggi. Sehingga di beberapa daerah dilaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)," ujar  Dede Yusuf kepada wartawan di Lapangan Sepakbola Balekambang Desa Sukamaju Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Didampingi Bupati Bandung terpilih HM. Dadang Supriatna,  disampaikan Dede Yusuf, sebelumnya ada SKB 4 menteri yang menerangkan bahwa Januari 2021 akan dilaksanakan belajar tatap muka di sekolah. "Tapi catatan kita, kita juga harus melihat kesiapan pemerintah," ujar Dede Yusuf.

Baca Juga: Jadi, Vaksin Sinovac Digunakan Besok

Melihat kondisi penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi dan melonjak, Dede Yusuf mengatakan, belajar tatap muka di sekolah sepakat untuk dipending sampai dua bulan kedepan. "Sambil memantau pergerakan dari penyebaran Covid-19 tersebut," ujar Dede Yusuf.

Menurut Dede Yusuf, kalau penyebaran masih tinggi, maka tatap muka menjadi bahaya bagi para siswa maupun tenaga pendidikan.  "Jadi tetap dilakukan daring, sampai dua bulan kedepan. Rasanya, pemerintah atau Mendikbud pun setuju. Karena dia juga tidak mau terjadi cluster baru di bidang pendidikan," ujar Dede Yusuf.

Dikatakan Dede Yusuf,  penundaan belajar tatap muka selama dua bulan, karena penyebaran virus corona terjadi fluktuatif. "Kenapa dikatakan dua bulan, karena vaksin akan dimulai minggu-minggu ini. Kita belum tahu dampak vaksin. Dampak vaksin itu dua minggu setelahnya," jelas Dede Yusuf.

Baca Juga: Dadang Supriatna Siap Rangkul Atep untuk Majukan Persikab

Setelah dua minggu terlihat, menurut Dede Yusuf, misalnya terjadi penurunan  penyebaran, artinya, kita sudah bisa mulai berhitung. Itu sebabnya butuh dua bulan. 

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x