Dampak PPKM, Harga Telur Ayam Mulai di Tingkat Peternak hingga Pedagang Terus Merosot

- 2 Oktober 2021, 03:00 WIB
Pembeli tengah memilih telur di Pasar Batujajar Kabupaten Bandung Barat. Sudah tiga pekan terakhir harga telur di tingkat peternak, penylur dan pedagang merosot akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan minimnya calon pembeli.
Pembeli tengah memilih telur di Pasar Batujajar Kabupaten Bandung Barat. Sudah tiga pekan terakhir harga telur di tingkat peternak, penylur dan pedagang merosot akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan minimnya calon pembeli. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sudah tiga pekan harga telur di sejumlah pasar tradisional dan grosir di wilayah Bandung Raya merosot. Ditingkat pedagang eceran hanga telur masih bertahan Rp20.000 per kilogram sementara di pasar tradisional dan pedagang grosir hingga mencapai Rp17.000 per kilogram.

“Sudah mau tiga minggu ini harganya terus turun. Apalagi telur hasil sortiran bisa mencapai Rp17.000 per kilogramnya dan kadang masih ada yang menawar,” ujar Rosadi pedagang telor di Pasar Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

Dikatakan Rosadi murahnya harga telor di wilayah Batujajar, Kabupaten Bandung Barat maupun sejumlah daerah di Kabupaten Bandung dikarenakan akibat stok tingkat bandar, penyalur utama ataupun bandar masih banyak. “Beberapa daerah seperti Batujajar dan Cililin Bandung Barat serta ke Kabupaten Bandung banyak peternak ayam petelur maupun pedaging, disatu sisi produksi banyak, tapi disisi lain penjualan sulit karena terhambat PPKM dan sistem ganjil genap,” terang Rosadi.

Akibat penerapan PPKM dan disejumlah daerah diterapkan sisitem ganjil genap mengakibatkan distribusi telur mau ayam terhambat. Agar tidak mengalami rugi besar peterna maupun penyalur lebih memilih menjual telur ataupun ayam tidak keluar daerah dengan resiko dijual murah karena daya beli kurang.

Baca Juga: Wahai Bobotoh, Supardi Bicara Soal Kalian Nih, Baca Apa Katanya

Hal senada disampaikan Nani pedagang telur di Pasar Atas Kota Cimahi yang mengatakan harga telur ters menurun karena banyaknya kiriman. “Penyalur banyak mengirim, sementara pembeli terus berkurang, daripada jadi busuk dari penyalur sendiri akhirnya harga telur jadi dimurahkan. Asal terjual,” ujar Nani.

Untuk Kota Cimahi menurut Nani, harga telur masih dikisaran Rp18.000 hingga Rp19.000 per kilogram. Namun untuk telur yang sudah disortir harganya bisa Rp17.000 atau bahkan Rp16.000 per kilogram.

“Biasanya harga telur sortiran dibeli pedagang gorengan, nasi goreng atau pedagang lainnya. Tapi belakangan pedagang juga tidak banyak membeli atau menyipan banyak stok telur karena pembeli kurang,” terang Nani.

Sementara di Pasar Ancol Kota Bandung harga telur tidak jauh berbeda. Bahkan sejumlah pedagang sudah seminggu ini tidak banyak menstok banyak telur karena terus menurunnya daya beli.

Baca Juga: Doel Sumbang, Selama Pandemi Pekerja Seni Butuh Ruang Ekspresi

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah