Keretakan Bantaran Sungai Citarum Mendapat Perhatian Pusat Pengembangan Sumber Daya Air ITB

- 8 Juni 2022, 10:10 WIB
Keretakan bantaran sungai di aliran Sungai Citarum di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung jadi perhatian  Pusat Pengembangan Sumber Daya Air, Institut Teknologi Bandung.
Keretakan bantaran sungai di aliran Sungai Citarum di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung jadi perhatian Pusat Pengembangan Sumber Daya Air, Institut Teknologi Bandung. /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Upaya penanggulangan bencana, berkaitan dengan penelitian kerentanan sebagai mitigasi non struktural untuk investasi pengurangan risiko bencana. Kerentanan fisik lingkungan segmen sungai Citarum di wilayah RW 13 Kampung Atirompe Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung mendapat perhatian Pusat Pengembangan Sumber Daya Air Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tim Pemantau Cuaca Siaga Warga Kabupaten Bandung Riki Waskito mengungkapkan upaya penanggulangan bencana, berkaitan dengan penelitian kerentanan sebagai mitigasi non struktural untuk investasi pengurangan risiko bencana. 

Sebagai salah satu perwakilan dari unsur komunitas yang fokus pada bidang pendidikan dan kesiapsiagaan bencana di dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di tingkat desa, salah satunya Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung yang sudah ada serta aktif forumnya.

Baca Juga: Kapolresta Bandung Buktikan Janji, Tembak Anggota Genk Motor Pembuat Onar

"Khususnya di tingkat daerah, jalinan kemitraan Jaga Balai dengan unsur akademisi memiliki peran sebagai katalisator bagi unsur yang lainnya di dalam dan luar forum," kata Riki Waskito kepada Portal Bandung Timur di Majalaya, Rabu 8 Juni 2022.

Menurutnya, komunitas ini bersinergi bersama para pihak terkait dari semua unsur pentahelix untuk turut berperan dalam pengarusutamaan pengurangan risiko bencana, terutama khususnya dari sisi edukasi-sosialisasi-advokasi sebagai bagian dari aspek mitigasi bencana (non struktural) serta mengembangkan sistem peringatan dini banjir berbasis masyarakat yang mulai digagas  Garda Caah pada 2008.

"Upaya ini selaras amanat UU nomor 24 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Peraturan Daerah Kabupaten Bandung nomor 2 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan Peraturan Bupati Bandung nomor 82 tahun 2017 tentang Peran Serta Masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana," tutur Riki Waskito.

Baca Juga: Suhu Mencapai 46 Derajat Celcius Bisa Membuat Kulit Melepuh, Gunakan Sandal yang Aman dan Nyaman

Ia mengutarakan, kerentanan fisik lingkungan di salah satu segmen Sungai Citarum Majalaya yang muncul sejak sekitar 2-3 tahun lalu,  yakni berupa longsoran tebing sungai akibat tergerus oleh arus Sungai Citarum setiap kali meluap di wilayah RW 13 Kampung Atirompe Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten  Bandung mendapat perhatian Pusat Pengembangan Sumber Daya Air  Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Hal itu setelah pihaknya mendapat terusan informasi melalui relawan Jaga Balai yang menjadi mitra penelitian dan pengabdian kepada masyarakat PPSDA ITB (dimulai tahun 2021) dan FITB melalui KKSA ITB (dimulai tahun 2011) serta Prodi TAT (di mulai 2018) untuk penguatan data informasi menunjang Sistem Peringatan Dini Banjir berbasis masyarakat," jelas Riki Waskito.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x