Pastikan 7 Ribu Anak di Kota Bandung Alami Stunting Akan Dilakukan Audit

- 19 Oktober 2022, 14:00 WIB
Petugas Posyandu lakukan pengukuran lingkar kepala anak balita. Berdasarkan e-PPGBM sebanyak 7.568 atau 7,59 persen balita di Kota Bandung alami stunting.
Petugas Posyandu lakukan pengukuran lingkar kepala anak balita. Berdasarkan e-PPGBM sebanyak 7.568 atau 7,59 persen balita di Kota Bandung alami stunting. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Berdasarkan Ia melanjutkan, pada data aplikasi elektroik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) sebanyak 7.568 atau 7,59 persen balita di Kota Bandung alami stunting. Stunting bukan hanya mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, tapi juga perkembangan lainnya.

Dalam keterangannya  Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Dewi Kania Sari  mengatakan bahwa untuk meastikan jumlah angka stunting balita di Kota Bandung perlu dilakukan langkah audit. "Berdasarkan data SSGI tahun 2021 menunjukkan, prevalensi stunting di Kota Bandung sejumlah 26,40 persen," ujar Dewi Kania Sari saat menyapaikan laporan di kegiatan pembentukan Tim Audit Kasus Stunting Kota Bandung.

Dikatakan Dewi Kania Sari, berdasarkan data e-PPGBM tahun 2021 tercatat sebanyak 7.568 atau 7,59 persen balita stunting di Kota Bandung. “Berdasarkan data ini dalam setahun setidaknya Pemkot Bandung perlu melakukan audit stunting sebanyak dua kali, saat ini merupakan audit pertama yang mengambil sempel dari dua kecamatan dan kelurahan," terang Dewi Kania Sari.

Baca Juga: Hujan Deras Mengguyur TPA Sarimukti, Aktivitas Pembuangan Sampah Kota Bandung Terhambat

Sementara untuk lokasi audit menurut Dewi Kani Sari ditetapkan sampel dari Kecamatan Babakan Ciparay, Kelurahan Margahayu Utara, dan Kecamatan Bandung Kidul, Kelurahan Kujangsari.  Keempat lokasi dipilih dengan alasan data prevalensi stunting di sana masih tergolong tinggi.

"Sasaran yang diaudit terdiri dari calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta berisikp stunting yang telah dianalisis oleh masing-masing tim pakar. Hasilnya akan dipaparkan hari ini," ujar Dewi Kania Sari.

Sementara Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung Yunimas Mulyana mengatakan bahwa  kasus stunting bukan hanya mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, tapi juga perkembangan lainnya. "Upaya yang sudah kita lakukan dari 2019 yakni melalui Bandung Tanginas. Kita sudah turun ke semua kecamatan," papar Yunimar Mulyana.

Baca Juga: Jokowi, Persilakan Investor Menanamkan Modal di Nusantara Sebagai Kesempatan Emas

Dikatakan Yunimar Mulyana, sejak 2019 Pemkot Bandung bekerja sama dengan Baznas untuk menyediakan makanan siap santap bergizi di 15 kelurahan lokus stunting. Program tersebut terus bertambah hingga tahun 2021 sebanyak 151 kelurahan telah tersasar Bandung Tanginas. 

"Kita juga melakukan pelatihan posyandu, ada buku catatan kader cerdas stunting sebagai bahan referensi untuk mengetahui apa itu stunting dan cara penanganannya. Juga melalui program pemberdayaan keluarga tanginas saat ini tidak hanya penerima manfaatnya, tapi juga keluarganya harus kita dampingi agar lebih paham," papar Yunimar Mulyana.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah