Tubagus Ace Hasan, Misi Besar Santri Merawat Kebangsaan adalah Siyasatud Dunya dan Hirasatud Din

- 10 Agustus 2023, 21:02 WIB
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat menjadi pemateri pada Halaqah Internasional Milad Pondok Pesantren Al Quran Al Falah Ke-53 dan Haul Mu’assis (alm) KH Q Ahmad Syahid di Pondok Pesantren Al Quran Al Falah 2 Kabupaten Bandung, Kamis 10 Agustus 2023.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat menjadi pemateri pada Halaqah Internasional Milad Pondok Pesantren Al Quran Al Falah Ke-53 dan Haul Mu’assis (alm) KH Q Ahmad Syahid di Pondok Pesantren Al Quran Al Falah 2 Kabupaten Bandung, Kamis 10 Agustus 2023. /Foto : Humas/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Para alim ulama dan santri Pondok Pesantren di seluruh tanah air diharapkan untuk tetap konsisten dalam menjaga dan merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didirikan para ‘founding father’. Ada misi besar yang harus dilakukan para alim ulama dan santri dari Pondok Pesantren dalam merawat kebangsaan ini antara lain adalah siyasatud dunya atau mengatur urusan dunia dan hirasatud din atau menjaga agama.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat menjadi pemateri pada Halaqah Internasional Milad Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah Cicalengka Nagreg Ke-53 dan Haul Mu’assis (alm) KH. Q. Ahmad Syahid di Komplek Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah 2 Nagreg Bandung, Kamis 10 Agustus 2023. “Selama ini pondok pesantren telah banyak memberikan kontribusi bagi perjalanan bangsa dan negara, untuk itu pesantren jangan sampai keluar dari rel yakni rel  Ahlusunah Waljamaah dan rel kebangsaannya yakni Pancasila,” tegas  Tubagus Ace Hasan Syadzily.

Disampaikan Tubagus Ace Hasan Syadzily, yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, tentang pentingnya merawat kebangsaan bagi alim ulama serta para santri  dalam kerangka menjaga ‘rahmatan lil alamin’. Terlebih sejatinya NKRI seperti diyakini para alim ulama pendiri bangsa sebagai sebagai wujud ‘Darul Misaq’ atau negara kesepakatan yang menjungjung tinggi nila-nilai keberagaman.

Baca Juga: Yenny Wahid Ingatkan, Peran Pondok Pesantren Bukan Hanya di Bidang Keagamaan Saja

Tubagus Ace Hasan Syadzily,  mengajak para santri untuk berpolitik dalam kerangka merawat kebangsaan tersebut. “Tadi sekilas apa yang disampaikan oleh Mbak Yenny (Yenny Wahid) disebutkan bahwa politik yang kita maksud adalah untuk kemaslahatan bangsa, bukan politik praktis,” kata Tubagus Ace Hasan Syadzily, pada acara yang juga dihadiri Karo Kesra Propinsi Jawa Barat, Barnas Adjidin yang mewakili Gubernur Jawa Barat, serta alim ulama dan ribuan santri yang hadir.

Menurut Tubagus Ace Hasan Syadzily, ada misi besar yang harus dilakukan oleh para santri dalam merawat kebangsaan ini antara lain adalah siyasatud dunya (mengatur urusan dunia) dan hirasatud din (menjaga agama). “Sewaktu saya di pesantren diajarkan oleh guru saya almagfirah KH Ilyas Ruchyat, matan Rois Syuriyah PBNU, politik itu tujuannya ada dua yakni membangun kemaslahatan dunia dan menjaga agama sebab itu kita para santri harus berpolitik,” kata Tubagus Ace Hasan Syadzily, yang juga almunus sejumlah pesantren terkemuka di Jawa Barat itu.

Ditegaskan Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengapa harus politik?,  karena tidak ada dalam kehidupan ini yang tidak ditentukan oleh proses politik. “Undang-undang Pesantren misalnya itu hasil keputusan politik, sehingga fungsi dan peran pesantren dalam kehidupan berbangsa dan negara bisa diwujudkan, jangan sampai negara lupa terhadap pesantren padahal yang mendirikan negara ini salah satunya adalah para ulama dari pesantren,” kata Tubagus Ace Hasan Syadzily.

Baca Juga: Ribuan Santri dan Santriwati Al Falah Cicalengka dan Nagreg di Swab Test Massal

Merawat keragamaan dalam kerangka menjaga negara kesatuan republik Indonesia, menurut Tubagus Ace Hasan Syadzily, pesantren telah lama mengajarkan penghormatan terhadap perbedaan pendapat misalnya. “Contoh mengajarkan perbedaan pandangan di lingkungan pesantren misalnya, dalam kitab-kitab yang diajarkan selalu ada istilah ‘kama qola’ (seperti yang dikatakan) atau  waqila (dan seseorang mengatakan) dan lain-lain,” papar Tubagus Ace Hasan Syadzily.

Ia kemudian mengutip cendikiwan Islam, Al-Mawardi  dalam bukunya Al-Ahkam al-Sultaniyyah, tentang pentingnya merawat kebangsaan tersebut. Bahwa politik kaum santri itu adalah dalam kerangka ‘Tasharruful imam alar ra’iyyah manuthun bil maslahah’, bahwa kepemimpinan atau politik itu harus semata-mata dalam rangka pelayanan yang berlandaskan kepada kemaslahatan bersama  atau umum.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x