Ada 500 Posisi untuk CPNS dan 16 Ribu untuk Guru Honorer jadi PPPK

- 31 Mei 2021, 06:32 WIB
Aparatur Sipil nNegara (ASN) Kota Bandung tengah mengikuti apel pagi. Tahun 2021 Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menerima 500 CPNS dan 16 ribu PPPK dari guru honorer.
Aparatur Sipil nNegara (ASN) Kota Bandung tengah mengikuti apel pagi. Tahun 2021 Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menerima 500 CPNS dan 16 ribu PPPK dari guru honorer. /Portal Bandung Timur/Heriyanto

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) beri prioritas guru tingkat SMA, SMK, dan SLB menjadi  Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2021.  Pada tahun 2021 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyiapkan16 ribu posisi PPPK  dan juga 500 posisi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

“Untuk pelaksanaannya sampai saat ini masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat terkait pengumuman dan pelaksanaan seleksi. Kita sudah menyiapkan semuanya, mulai dari Draft Pengumuman, Rincian Formasi, Juknis verifikasi dan juknis pelaksanaan tes dengan protokol. Setelah juknis dari pemerintah pusat keluar, kami akan langsung mengumumkan," jelas Kepala Bidang Pengadaan, Pemberhentian, dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jabar Hermin Wijaya.

Saat ini menurut Hermin Wijaya, sambil menunggu juknis dari pemerintah pusat turun, pihaknya terus mematangkan pelaksanaan seleksi secara komprehensif. Selain pembatasan jumlah peserta seleksi dalam satu sesi, alur keluar-masuk dan pergantian peserta seleksi CPNS dan PPPK intens dimatangkan untuk mengurangi risiko interaksi antara peserta dan menghindari kerumunan. 

Baca Juga: Mau Daftarkan Anak Sekolah, Begini Caranya

"Sebagai gambaran tahun lalu, ada sekitar 41.000 pendaftar. Di masa pandemi, kami harus benar-benar mengatur sampai membuat simulai. Ada 3 Sesi, setiap sesi sekitar 350 peserta, ini gimana pertukaran peserta antar sesi harus direncanakan dengan baik," ujar Hermin Wijaya.

Dikatakan Hermin Wijaya, pihaknya harus benar-benar memperhitungkan tempat dan waktu pelaksanaan seleksi dengan sebaik-baiknya. “Semua protokol kesehatan harus diterapkan dengan ketat. Termasuk bagaimana penanganan peserta yang sakit. Kami terus-menerus membuat strategi pelaksanaan seleksi itu," pungkas Hermin Wijaya. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah