Erry Anwar dan Seni Teater Bandung

- 14 Desember 2020, 06:00 WIB
Kang Erry Anwar.
Kang Erry Anwar. /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Keinginan para pelaku seni teater Bandung menghidupkan kembali seni teater kini tertumpu pada generasi muda. Seperti masa-masa lalu dimana seni panggung, denyut dan nafasnya datang dari kalangan anak muda.

“Bandung pernah dikenal sebagai macannya para pelaku teater, karena di Kota Bandung ini banyak lahir tokoh-tokoh teater tanah air. Dari sini pula saya lahir sebagai seorang pecinta dunia teater,” ungkap Erry Anwar seniman teater, salah seorang dramawan yang juga turut membidani lahirnya kelompok teater Bel.

Seperti halnya dunia seni pada umumnya, diungkapkan Erry Anwar, kesenian teater juga mengalami pasang surut. Namun berbeda dengan kesenian pop pada umumnya, pasang surut dunia teater merupakan sesuatu hal yang dinamis dalam upaya pertumbuhan dan perkembangan dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Ronggeng Gunung, Menghapus Stigma Menjaga Tradisi

Baca Juga: Nyantrik Seni Salah Satu Penyelamatan Seni Tradisi

 

Teater Bel lahir tahun 1973, yang berdasarkan catatan tidak kurang dari 500 orang anggotanya datang dan pergi silih berganti. Sejumlah karya sudah dipentaskan, diantaranya “Usus Dua Belas Jari” (1974), “Perjalanan Kehilangan” (1979), “Perhitungan” (1982), “Titik-titik Hitam” (1990), “Pelangi” (1994), dan sederet karya lainnya.

Pegelaran drama “Woiseks” yang disutradarai Erry Anwar dari adaptasi karya seniman Jerman, Georg Buchner dari judul aslinya “Woyzeck”, pada November 2008, menjadi penanda kehadiran kembali Kelompok Teater Bel.

“Hampir 10 tahun antara 1998 hingga 2008 Teater Bel vakum, waktu 10 tahun tersebut banyak yang sudah terjadi pada dunia teater, khususnya di Kota Bandung. Saat itulah kami merasa harus hadir kembali dalam khasanah seni teater, dan kini kamipun ingin kembali menduniakan seni teater dengan membuka diri dan mengajak generasi muda untuk tumbuh bersama di dunia teater. Teater Bel siap untuk bersama-sama membangkitkan kembali Kota Bandung di jagat panggung teater sebagaimana pernah terjadi pada tahun 1970 hingga 1990an,” ujar Erry Anwar. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x