BAF di Mata Program Director Tong Tong Fair Arnaud Kokosky

- 30 Oktober 2022, 06:04 WIB
Penari Iing Sayuti menampilkan Table mampu menggugah penonton di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, pada Bandung West Java Arts Festival 2022.
Penari Iing Sayuti menampilkan Table mampu menggugah penonton di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, pada Bandung West Java Arts Festival 2022. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Bandung Arts Festival (BAF) yang diselenggarakan Bongkeng Arts Space dengan UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat tahun ke delapan penyelenggaraan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Karenanya, namanyapun berubah menjadi Bandung West Java Arts Festival 2022.

Dalam ulasannya di media sosial miliknya, Program Director Tong Tong Fair Arnaud Kokosky Deforchaux, menuliskan kesan-kesannya.  Pada tanggal 28 Oktober 2022, Bandung Arts Festival ke-8 dibuka dengan penambahan nama West Java.

Pada hari istimewa Sumpa Pemuda ini, 1000 penari menari Ronggeng Gunung di depan Gedung Sate. Saya merasa beruntung dan terhormat telah diundang dari Belanda untuk hadir dalam kesempatan ini.

Baca Juga: Peringati Hari Sumpah Pemuda, YMIE Kedepankan Sinergi dan Kolaborasi Pentahelik

Selain menyaksikan perayaan resmi ini dari dekat, saya mengapresiasi komunalitas Ronggeng Gunung yang ditarikan oleh 1000 penari. Di sekeliling saya, saya melihat anak-anak yang berbahagia, wanita dan pria dengan pakaian yang terbaik.

Vokal Bi Rasbi (Maestro Ronggeng Gunung) menyatu dengan indah bersama lantunan gamelan.

Siang dan sore saya duduk penuh kekaguman di aula Taman Budaya. Pujian untuk Deden Bulenk dan jajarannya, serta kurator Agung Gunawan, keduanya dikenal sebagai seniman hebat, yang tampil di Tong Tong Fair di Den Haag, Belanda, bulan September lalu.

Baca Juga: Batu Besar Mengelinding di Cadas Pangeran Hantam Dua Mobil

Rangkaian festival ini berjalan lancar tanpa henti, dari kelompok penari Jaipongan hingga tarian tunggal, di mana kepiawaian dan musikalitasnya sangat menyentuh saya.

Untuk penampilan tari modern, koreografi Sayuti 'Table' (meja) sukses membuat saya emosional. Bagaimana waktu terasa begitu lambat saat kita kesepian, itu yang saya interpretasikan dari penampilan Iing Sayuti.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x