Tahu Bungkeng, Sejak 1917 Jadi Cikal Bakal Tahu Sumedang

- 30 Juni 2023, 00:21 WIB
Plang Kedai Tahu Bungkeng di Jalan 11 April Kota Kaler Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, sejak tahun 1917 hingga kini tidak mengalami perubahan.
Plang Kedai Tahu Bungkeng di Jalan 11 April Kota Kaler Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, sejak tahun 1917 hingga kini tidak mengalami perubahan. /Portal Bandung Timur/Nanda Nurjaman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Mendengar nama Kota Sumedang, tentu yang pertama terbesit dalam pikiran adalah Tahu Sumedang. Memang tidak ada salahnya, dan memang demikian adanya, Kabupaten Sumedang Jawa Barat identik dengan Tahu-nya yang berbeda dengan tahu pada umumnya.

Tidak semua orang tahu asal-usul Tahu Sumedang. Bahkan mereka urang Sumedang sendiri masih banyak yang tidak tahu asal usul Tahu Sumedang karena banyaknya versi cerita.

Bila ingin mengetahuinya, kalau sesekali mampir ke Sumedang carilah kedai Tahu Bungkeng. Itulah cikal bakal Tahu di Sumedang.

Kehadiran Tahu Bungkeng sudah lebih dari seratus tahun tahu bungkeng berdiri. Legenda tahu dari Sumedang, Tahu Bungkeng telah ada sejak tahun 1917 masih eksis hingga saat ini. “Kalau orang yang jeli membedakan rasanya, akan berbeda antara tahu yang lain dengan tahu bungkeng. Sulit sih dibedakan, hanya orang yang terbiasa saja!” ujar ibu Hesti (40) pelanggan tahu bungkeng dari Bandung. apakah benar Tahu Bungkeng berbeda rasa dengan tahu yang lainnya?  

Baca Juga: Roti Sidodadi; Melampaui Zaman Kelezatan Tetap Terjaga

Tahu pertama yang ada di Sumedang ini dibuat oleh Ong Kino, seorang warga yang memiliki darah keturunan Tiongkok. “Awalnya tahu ini dibuat oleh Kakek Buyut saya untuk memenuhi keinginan istrinya yang rindu terhadap makanan khas Tiongkok” ujar Suriadi (40).

Selain itu, Babah Eno biasa Ong Kino dipanggil, tak lupa membagikan tahu buatannya kepada para tetangga disekitar, dan tamu yang datang kerumahnya.” Mereka pun menyukai tahu dan mengatakan bahwa rasanya enak,” cerita Suriadi.

Ong Bung Keng, salah seorang  anak Ong Kino merasa ketertarikan untuk memproduksi tahu buatan ayahnya. Bahkan dirinya berniat ingin mendagangkannya kepada masyarakat.

Dari cerita  Ong Bung Keng, menurut Suriadi, tahu buatan ayahnya itu akan lebih mudah dipasarkan karena memiliki ukuran yang kecil dan mempunyai rasa yang lebih gurih dibandingkan dengan tahu putih dan kuning. Ia pun mempelajari resep dan proses produksinya langsung dari ayahnya.

Baca Juga: Toko Jamu Babah Kuya Bandung; Menjaga Tradisi Tawarkan Kesehatan

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x