Network
Baru pada tahun 1917 tahu Ong Bung Keng mulai dijajakan untuk khalayak umum dan dikenal dengan nama Tahu Bungkeng. Rasanya yang gurih dan memiliki tekstur yang empuk membuat Tahu Bungkeng laku dipasaran.
Rahasia dari keberhasilan tahu bungkeng ini ada pada kualitas dari bahan-bahan yang dipakai. “Jadi kunci utama Tahu Bungkeng ini karena dibuat menggunakan kualitas keledai jenis lurik yang mengandung sari pati yang banyak. Selain itu penggunaan sumber mata air langsung dari tanah juga memiliki pengaruh terhadap rasa tahu!,” ujar Suriadi.
Tahu Bungkeng telah menjadi inspirasi bagi para pengrajin tahu yang ada di Sumedang maupun di luar Sumedang. “Sekitar tahun enampuluh-an, ada tiga pegawai tahu bungkeng yang keluar dan mereka mendirikan pabrik sendiri didaerah Cipadung. Tak berselang lama masing-masing dari mereka juga berpisah dan membuka pabrik masing-masing” ujar Suriadi.
Meskipun pengrajin tahu sudah makin banyak, tetap saja tahu bungkeng tetap menjadi pilihan utama karena memiliki ciri khas dan aroma yang berbeda dengan tahu sumedang lainnya.
Baca Juga: Ingat Lengko Ayam Cigugur Pangandaran, Ingat Enin Onisah
Kini Tahu Bungkeng sudah menjadi legenda di Sumedang, dan bahkan Jawa Barat. Bapak Suriadi, selaku penerus generasi keempat usaha Tahu Bungkeng, bertekad untuk senantiasa menjaga cita rasa warisan leluhurnya dengan cara melanjutkan pengelolaan produksi tahu sekalipun penjualan sedang menurun.
Kedai Tahu Bungkeng sejak pertama di buka Ong Bungkeng tahun 1917 hingga kini tetap tidak berpindah lokasi, masih tetap di Jalan 11 April No 53 Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Kini, Tahu Bungkeng semakin mengembangkan usahanya dengan membukan cabang tidak hanya di kota Sumedang, tapi juga di kota Bandung dan kota-kota lainnya.(Nanda Nurjaman)***
