PORTAL BANDUNG TIMUR - Suasana sendu dan hening sangat terasa saat memasuki pemakaman Ereveld Pandu. Pemakaman Ereveld Pandu menjadi saksi bisu tempat terakhir para korban Perang Dunia II periode 1940 di Kota Bandung.
Diantara keheningan suasana pemakaman yang terletak di Jalan Pandu Kelurahan Pamoyanan Kecamatan Cicendo Kota Bandung, juga menyajikan keindahan diantara deretan makam yang tertata rapi dan bersih.
Hamparan rumput hijau juga batu nisan yang berbaris rapi diatasnya menjadi pemandangan mengerikan tapi juga indah di pemakam Ereveld Pandu. Di bawah batu nisan yang berbaris rapi menyimpan jasad-jasad korban perang, bahkan rakyat biasa yang tidak bersalah pun banyak yang menjadi korban.
Baca Juga: Ereveld Pandu Makam Anak-anak Korban Peperangan
“Korban yang di makamkan di sini kebanyakan warga sipil dan anak-anak. Bukan hanya dari warga Belanda saja, tetap juga warga Eropa lainnya yang tinggal dan menetap di Kota Bandung pada masa lalu. Jadi disini bukan hanya korban perang ataupun warga negara Belanda saja sebagaimana yang diketahui masyarakat umum bahwa pemakaman Pandu makam orang Belanda, ” terang Dicky (47) seorang petugas makam Ereveld Pandu.
Bagi kita yang hidup di era modern ini tidak mengetahui bagaimana kengerian dari sebuah peperangan apalagi Perang Dunia II. Tetapi saat memasuki pemakaman ini tergambar kengeriannya dari ribuan batu nisan yang berbaris rapi di sini.
Karena perang banyak nyawa yang menghilang, banyak orang yang berduka karena kehilangan orang yang mereka sayang. Meskipun menyimpan kengerian cerita dibaliknya, pemakaman ini terlihat begitu indah, sejauh mata memandang terlihat hamparan rumput hijau juga batu nisan yang berjejer rapi ada juga beberapa tugu yang dibangun, dan latar gunung tangkuban parahu yang terlihat dari pemakaman ini menambah keindahannya.
Baca Juga: Evereld Pandu, Kompleks Pemakaman Belanda di Kota Bandung
Korban yang dimakamkan meninggal di Kamp Konsentrasi Jepang antara tahun 1942 hingga 1945 hingga penyerahan Papua pada 1962. “Kalau korban Perang Dunia II sampai penyerahan Papua harus ada badan atau tulang, jika jasadnya tidak ditemukan tidak dimakamkan di sini tapi namanya tertulis dalam buku spesial di Belanda tapi tidak ada makam,” tambah Dicky.
Bentuk tanda makam di Ereveld Pandu dibedakan menjadi enam bentuk tanda makam. Untuk yang beragama Islam, Kristen Laki-laki, Kristen Perempuan, Yahudi, Buddha dan Massal. Namun banyak dari korban yang tidak dapat dikenali identitas, dan pada nisannya hanya ditulis urutan angka tidak ada nama.