Ereveld Pandu juga memiliki empat monumen makam yang menjadu ciri khasnya. Monumen yang ada di bagian depan sebagai tempat upacara, monumen KNIL atau angkatan perang kolonial Hindia Belanda berupa replika asli pakaian dinas KNIL.
Monumen Padalarang didedikasikan untuk sejumlah seniman musik Belanda yang meninggal di Padalarang pada 1948 karena kecelakaan pesawat. Juga monumen Tjiater Stelling sebagai penghormatan korban perang yang gugur ketika melawan Jepang di daerah Ciater.
Korban yang dimakamkan juga kebanyakan dari warga sipil bahkan anak-anak, mereka yang tidak berdosa harus menanggung penderitaan karena ambisi dan keegoisan dari segelintir orang yang ingin perang terjadi agar mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau tapi tidak memikirkan nasib mereka yang tidak tahu apa-apa dan hanya ingin hidup.
“Pemakaman ini seperti pengingat, jangan sampai perang terjadi lagi. Kalau sampai terjadi lagi, ya seperti ini korban-korbannya,” tutur Dicky. Ya, hanya ada kesedihan dalam perang, siapapun yang menang tetap saja menanggung kerugian yang sangat besar. (Rifati Fatimah Azzahra).***