Ereveld Pandu Saksi Perang Dunia II, Antara Keheningan dan Kedamaian

- 9 Juli 2023, 11:39 WIB
Deretan nisan di pemakaman Ereveld Pandu, tampak terususn rapi dan terpelihara dengan baik.
Deretan nisan di pemakaman Ereveld Pandu, tampak terususn rapi dan terpelihara dengan baik. /Portal Bandung Timur/May Nurochman/

Ereveld Pandu juga memiliki empat monumen makam yang menjadu ciri khasnya. Monumen yang ada di bagian depan sebagai tempat upacara, monumen KNIL atau angkatan perang kolonial Hindia Belanda berupa replika asli pakaian dinas KNIL.

Monumen Padalarang didedikasikan untuk sejumlah seniman musik Belanda yang meninggal di Padalarang pada 1948 karena kecelakaan pesawat. Juga monumen Tjiater Stelling sebagai penghormatan korban perang yang gugur ketika melawan Jepang di daerah Ciater.

Makam Ereveld Pandu korban peperangan semasa Perang Dunia ke II di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.
Makam Ereveld Pandu korban peperangan semasa Perang Dunia ke II di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.
Pemakaman Ereveld Pandu menyajikan keindahan dari hampar rumput hijau yang membentang luas juga barisan nisan yang rapi tapi juga menyimpan kengerian juga kesedihan. Terasa sekali kesedihan saat melihat banyaknya makam dari korban perang. Tidak dapat dibayangkan kengerian dari sebuah peperangan.

Korban yang dimakamkan juga kebanyakan dari warga sipil bahkan anak-anak, mereka yang tidak berdosa harus menanggung penderitaan karena ambisi dan keegoisan dari segelintir orang yang ingin perang terjadi agar mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau tapi tidak memikirkan nasib mereka yang tidak tahu apa-apa dan hanya ingin hidup.

“Pemakaman ini seperti pengingat, jangan sampai perang terjadi lagi. Kalau sampai terjadi lagi, ya seperti ini korban-korbannya,” tutur Dicky. Ya, hanya ada kesedihan dalam perang, siapapun yang menang tetap saja menanggung kerugian yang sangat besar. (Rifati Fatimah Azzahra).***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah