Ereveld Pandu Makam Anak-anak Korban Peperangan

- 10 November 2020, 20:30 WIB
DIREKTUR Oorlogsgraven Stichting Indonesie Robbert van de Rijdt mengikuti prosesi kegiatan peringatan Hari Pahlawan di pemakaman Ereveld Pandu, Kota Bandung, Selasa  10 November 2020.
DIREKTUR Oorlogsgraven Stichting Indonesie Robbert van de Rijdt mengikuti prosesi kegiatan peringatan Hari Pahlawan di pemakaman Ereveld Pandu, Kota Bandung, Selasa 10 November 2020. /May Lodra/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Suasana syahdu dan suara khas dari Doedelzak (bagpipes) mengiringi peringatan jatuhnya ribuan korban perang di pemakaman Ereveld Pandu, Kota Bandung, Selasa  10 November 2020. Suara doedelzak tas pipa membuat peringatan bersama yang dilakukan Lokra dan Oorlogsgraven Stichting Indonesie terasa syahdu.

Sebanyak 3.842 korban perang saat masa penjajahan Jepang dan Agresi Militer Belanda pada 1945-1949 dimakamkan di Ereveld Pandu. Banyak korban yang gugur, baik dari Indonesia maupun Belanda ketika itu.

Perang yang banyak menewaskan orang dewasa, jiwa anak-anak tak berdosa pun terenggut di dalamnya. Anak-anak yang meninggal dalam peperangan, sebagian dimakamkan di Ereveled dengan nisan yang lebih kecil ukurannya.

Baca Juga: Total dana hibah Rp 3,3 triliun Untuk Pelaku Industri Hotel dan Restoran

Baca Juga: Mendikbud Apresiasi Pegiat Budaya Yang Tetap Berkarya di Tengah Pandemi

Tampak raut kesedihan dimuka Direktur Oorlogsgraven Stichting Indonesie Robbert van de Rijdt, Ia pun mengikuti prosesi tabur bunga di depan makam anak-anak korban perang bersamaan dengan sekelompok anak-anak yang berpakaian pangsi hitam.

"Kita tidak bisa mengubah sejarah, sejarah telah terjadi. Tetapi, Kita harus belajar dari itu, ini adalah hasil dari perang. 80 persen adalah sipil di sini, 20 persen adalah militer jadi kita perlu belajar. Ini tidak soal orang Belanda, tapi pelajarannya kita harus melihat bahwa ini adalah hasil perang, Dari pihak Indonesia juga banyak yang meninggal, baik sipil atau militer. Dan ada yang dimakamkan di makam umum," ujar Robbert van de Rijdt.

Peringatan yang dilakukan secara bersama ini diharapkan bisa membuat pemahaman yang lebih baik antara Indonesia dan Belanda, begitu juga agar generasi mendatang bisa belajar dari masa lalu.

Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah Gencar Sosialisasikan Gerakan Pekerja Sehat

Baca Juga: Discord, Amonytas Tinggi Penjaga Akun Pribadi

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x