Kararangge ti Cianjur Berhasil Pukau Penonton West Java Festival 2023  

- 3 September 2023, 18:07 WIB
Kararangge ti Cianjur Berhasil Pukau Penonton West Java Festival 2023 Wina Rezky Agustina dan pegiat budaya Dika Dzikriawan  Lokatmala Foundation tampil di West Java Festival (WJF) 2023 yang berlangsung di Bandung, Minggu, 3 September 2023.
Kararangge ti Cianjur Berhasil Pukau Penonton West Java Festival 2023 Wina Rezky Agustina dan pegiat budaya Dika Dzikriawan Lokatmala Foundation tampil di West Java Festival (WJF) 2023 yang berlangsung di Bandung, Minggu, 3 September 2023. /Portal Bandung Timur/Wawan Kusmiran/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR -  Delegasi Karnaval dari Kabupaten Cianjur berhasil memukau hadirin penonton West Java Festival (WJF) 2023 yang berlangsung di Bandung, Minggu, 3 September 2023.

Sedikitnya 75 personel penari yang dipimpin koreografer dari Lokatmala Foundation Wina Rezky Agustina dan pegiat budaya Dika Dzikriawan itu menghadirkan tema Kararangge dalam tampilannya.

“Alhamdulilah kami bisa tampil dengan sangat memuaskan atas dukungan berbagai pihak terutama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur serta yang lainnya,” kata Staff Departemen Program dan Sumber Daya Manusia Lokatmala Foundation, Rizki Ferry Ramdani, selepas mengikuti kegiatan karnaval di Lapangan Gasibu Kota Bandung.

Disebutkan Rizki, Kararangge merupakan manifestasi kesadaran batin atas pentingnya menjaga alam dan lingkungan. Sebab alam kata dia selalu menyuguhkan pelajaran.

Baca Juga: Duta Tembang Sunda Cianjuran Berhasil Pukau Penonton di Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia XXII 2023

“Ketersediaan oksigen digelapnya bawah tanah hingga diujung pucuk pohon-pohon raksasa, tak lengkap bila tidak membicarakan peran makhluk kecil seperti Kararangge. Karena bumi juga hutan butuh nafas dan ruang ventilasi terbaik dan Kararangge ada di dalamnya,” paparnya.

Menurut Rizki, kararangge bukanlah sekedar pemangsa renik bagi hama dari spesies terabaikan. “Bahwa yang kecil belum tentu lemah, karena yang congkak dan bersila di atas derita yang lain, bukankah selalu berakhir dengan sejarah yang patah?,” sebutnya.

Relasi simbiotik dari setiap peran yang ada di alam, kata Rizki, mengantar setiap yang tumbuh untuk bertunas. Menyulam kebaruan tanpa batas tak terbatas. “Satu adalah banyak dan banyak adalah satu. Menjadi nutrisi bagi setiap kesalehan, kegelisahan bahkan keangkuhan,” ujarnya.

Baca Juga: Temu Karya Taman Budaya se Indonesia 2023, Ini Jadwal Pegelaran Keseniannya

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x