Kemudian usai melaksanakan Catur Brata Penyepian, dilaksanakan Ngembak Geni. “Seperti halnya Hari Raya Lebaran, pada Ngembak Geni ini seluruh anggota keluarga melakukan silaturahmi sesama keluarga lain atau handai taulan, rekan, serta saudara lainnya, juga saling bermaafan bila dalam setahun yang lalu telah melakukan kesalahan,” kata Made Riawan.
Sebagai puncak dari keseluruhan rangkaian Nyepi, dilaksanakan Arak-arakan Pawai Budaya Hari Raya Nyepi dengan menampilkan boneka Ogoh-ogoh yang melambagkan berbagai sifat buruk yang ada dalam diri manusia. Setelah diarak, Ogoh-ogoh kemudian akan di bakar sebagai bentuk dari penghilangan atau mengusir roh jahat, menyucikan diri dari hal-hal negative.
Berbeda dengan puncak Perayaan Nyepi yang berlangsung di Bali, menurut Made Riawan, Perayaan Nyepi di Kota Cimahi selain menampilkan seni budaya Bali, juga seni budaya Sunda. “Kita ingin menunjukan bahwa harmonisasi berlangsung dalam penyelanggaraan puncak Perayaan Hari Raya Nyepi di Kota Cimahi ini,”pungkas Made Riawan.***