Menjaga Asa Pewaris Goong Renteng Ki Muntili

- 8 Oktober 2020, 23:07 WIB
ANAK-anak muda Blok Sampurna, Kedungsana, Kec. Plumbon, Cirebon, memainkan kesenian gamelan Goong Renteng yang diyakini sebagai hadiah dari Raja Mataram yang dibawa Syekh Winduaji dan Ki Ageng Gamel ke Cirebon pada masa Sunan Gunung Djati bertahtah.***
ANAK-anak muda Blok Sampurna, Kedungsana, Kec. Plumbon, Cirebon, memainkan kesenian gamelan Goong Renteng yang diyakini sebagai hadiah dari Raja Mataram yang dibawa Syekh Winduaji dan Ki Ageng Gamel ke Cirebon pada masa Sunan Gunung Djati bertahtah.*** /Retno Heriyanto

PORTAL BANDUNG TIMUR -  “Pada masa lalu, para Wali dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, menerapkan teori transpormasi. Berupa teori menawarkan hal yang baru dengan tidak memerangi budaya aslinya atau budaya lama. Bahkan budaya lama berupa adat istiadat atau kebiasaan masyarakat setempat yang masih baik justru dipertahankan,”.

Demikian diungkapkan Doktor Suhendi Afryanto, S.Kar.M.M.,  salah seorang Dewan Kurator Seni Taman Budaya Jawa Barat,  disela pengambilan gambar pegelaran Goong Renteng Ki Muntili, di Gedung Kesenian Nyi Mas Rara Santang Kota Cirebon untuk pertunjukan virtual Program Kesenian Unggulan Jawa Barat 2020.

Kesenian tradisional Goong Renteng Ki Muntili, dari Blok Sampurna, Kedungsana, Kec. Plumbon, Cirebon, di Gedung Kesenian Nyi Mas Rara Santang Kota Cirebon, merupakan satu dari hampir semua daerah di Pulau Jawa memiliki kesenian sejenis. Di Jawa Barat sendiri kesenian tradisional Goong Renteng tersebar dibeberapa daerah.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Pekan ke-6 Seri A

“Seperti di Keraton Kanoman Cirebon, Mayung, Suranenggala,Tegalan dan Plumbon (Cirebon), juga di Cigugur (Kab. Kuningan), Talaga (Kab. Majalengka), Tambi (Indramayu), Ciwaru, Cileunyi dan Cikebo (Kab.Sumedang), serta Lebakwangi (Kab. Bandung),” terang Suhendi.

Kenapa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat memilik Goong Renteng Ki Muntili? Ada banyak sederet alasan, namun yang pasti, Goong Renteng Ki Muntili diyakini masyarakat Kedungsana, Plumbon, Cirebon menjadi bagian tidak terpisahkan dari Goong Renteng hadiah dari Raja Mataram yang dibawa Syekh Winduaji dan Ki Ageng Gamel ke Cirebon pada masa Sunan Gunung Djati bertahtah.

“Sakin kuatnya kepercayaan tersebut, Goong Renteng Ki Muntili yang asli hanya ditabuh saat berlangsung tradisi Muludan atau Maulid Nabi Muhammad SAW,” tambah Suhendi.

Baca Juga: Newcastle versus Everton Berkesudahan 2 – 1

Pada pertunjukan yang diinisiasi UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, terbagi dalam tiga pertunjukan.

Pertama mempertunjukan Goong Renteng dimainkan anak-anak yang memainkan repertoar “Kasturun” dan “Tukar Maru”, disambung dari kelompok wanita yang memainkan repertoar, “Ngibing Goong Renteng”, “Joher” dan “Cina Nenagih”.

Mereka yang jeli dan telik dalam mendengarkan komposisi irama yang dimainkan, akan mengibaratkan lirik lagu yang dimainkan sebagai kesatuan bentuk gramatikal ataupun leksikal dalam sebuah untaian lagu.

Baca Juga: DOB Bandung Timur Bisa Diajukan Bila Syarat Administrasi Didahulukan

Dikatakan memenuhi aspek gramatikal karena adanya perangkaian (konjungsi), pelepasan (ellipsis) maupun penyulihan (substitusi), sedangkan aspek leksikal adanya repetisi (pengulangan) maupun hiponimi (hubungan atas bawah).

Berbeda halnya saat kelompok dewasa yang tampil membawakan komposisi,”Pangapunten”, “Lagu Gede”, “Kasturun”, “Doran Tugel”, “Moblong Dermayu”, yang dipungkas “Bale Bandung”. Suasana sakral seakan hadir menyelimuti gedung pertunjukan, mereka yang hadirpun terdiam.

Goong Renteng Ki Muntili merupakan salah satu budaya dalam bentuk kesenian warisan Para Wali yang masih dilestarikan sebagai bentuk keprihatinan Kepala Desa Kedungsana, Sudianto pada tahun 2012. Ditangan pemuda Gaos Gojali, kesenian Goong Renteng mulai disukai warga lainnya, dan bahkan anak-anak, hingga pihak desa terpaksa membuat replikanya.

Baca Juga: Whatsapp ternyata bisa di akses lewat PC atau Laptop.

Di Jawa Barat sendiri, kesenian yang menjadi bagian dari budaya masyarakat Jawa Barat begitu banyak ragam jenisnya. Namun kondisinya ibarat pepatah, bagai kerakap diatas batu, hidup segan matipun tak mau.

Kini, kembali ke ungkapan awal, sejatinya tatanan kehidupan dimasyarakat tidak dapat dipisahkan dengan budaya, yang satu diantaranya dalam bentuk seni. Karena setiap manusia dilahirkan mempunyai darah seni, dimana dalam setiap gerak aktivitas apapun dan dimanapun, disadari atau tidak kita telah melakukan aktivitas seni.

Hanya saja, persfektif setiap orang dalam memandang seni sebagai bagian dari budaya yang tidak terpisahkan dalam kehidupan pasti akan berbeda. Hingga seni terkadang terabaikan. Seperti seni Goong Renteng. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x