Menutup Tahun 2022 dan Mengawali Tahun 2023 Saat yang tepat Untuk Bermuhasabab

- 31 Desember 2022, 05:03 WIB
Menutup tahun 2022 dan mengawali tahun 2023 sangat disarankan untuk melaksanakan sholat sunnah taubat dan berdoa.
Menutup tahun 2022 dan mengawali tahun 2023 sangat disarankan untuk melaksanakan sholat sunnah taubat dan berdoa. /Portal Bandung Timur/hp siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Wa qala rabbukumud’ uni astajib lakum, innalazina yastakbiruna ‘an ‘ibadati syadkhuluna jahannama dakhirin.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah Gafir ayat ke 60 yang artinya, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Banyak alim ulama yang berpendapat bahwa dalam surah Gafir ayat ke 60 tersebut setidaknya mengandung dua makna. Makna pertama, perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada umatNya agar berdoa kepadaNya dan niscaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengabulkan doa tersebut sesuai kehendakNya.

Baca Juga: Acsena Humanis Respon Bantah Laporkan Bupati Cianjur ke KPK Senyelewengan Dana Bantuan Gempa

Makna kedua dalam surah Gafir ayat 60 adalah,  larangan bersikap sombong dan merasa tidak membutuhkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan cara tidak berdoa dan beribadah kepada-Nya. Secara tegas Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengancam akan memasukkan mereka yang sombong ke dalam Jahanam.

Menutup tahun 2022 dan mengawali tahun 2023 dalam penanggalan Masehi, tidak ada salahnya untuk berdoa. Meskipun bukan akhir dan awal tahun penanggalan Hijriah (kalender Islam), memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan kebaikan sangat dianjurkan.

Berdoa diakhir tahun merupakan saat yang tepat bagi setiap Muslim untuk bermuhasabab memanjatkan doa. Doa merupakan salah satu sarana bagi seorang hamba untuk berkomunikasi langsung dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengungkap rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan selama setahun penuh ke belakang dan berharap nikmat dan karunia setahun ke depan.

Baca Juga: Piala AFF 2022, Garuda Indonesia Tidak Mampu Memanfaatkan 10 Pemain Tim Gajah Perang

Mengutip pandangan Quraish Shihab, secara etimologi, doa berasal dari bahasa Arab da‘a-yad‘u-da‘watan atau du‘aan yang berarti menyeru, memanggil, mengajak, menjamu, berdoa dan memohon. Menurut terminologi, doa adalah ibadah yang hakiki karena menunjukkan kepasrahan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan berpaling dari selainnya.

Secara istilah Quraish Shihab berpendapat bahwa doa adalah permintaan yang ditujukan kepada setiap orang yang mempunyai kedudukan dan kemampuan tinggi yang melebihi kedudukan atau kemampuan orang yang berdoa. Dengan demikian, ketika seseorang berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala berarti dia mengakui bahwa dirinya lemah, kecil dan tidak berdaya. Di sisi lain, ia mengakui ketinggian dan kemahakuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tidak terbatas.

Doa juga merupakan bagian dari ibadah dan bahkan saripati ibadah itu sendiri sebagaimana yang disyaratkan nabi Muhammad Shalallahu allaihi wassalam, “al-du’a mukhkhu al-ibadah”, yang artinya doa adalah inti dari ibadah. Karena doa bukan hanya sekedar permohonan lalu Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengabulkan doa tersebut, tetapi doa adalah keterhubungan hamba dengan Penciptanya.

Baca Juga: Muhammad Ali Terima Tongkat Estafet Kepemimpinan Kasal

Sebelum menyampaikan doa, para alim ulama menyarankan ada baiknya kita melaksanakan sholat sunnah taubat. Sholat yang dilaksanakan sebanyak 2 rakaat.

Setelah perbanyak berdoa, ada banyak doa yang dapat dipanjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dipengujung dan awal tahun. Diantaranya mengutip doa dari kitab kumpulan doa  Maslakul Akhyar, karya Mufti Jakarta, dari M Habib Utsman bin Yahya.

Doa akhir atau penutup tahun yang dapat dibacakan adalah,  “Allahumma ma ‘amiltu min ‘amalin fi hadzihis sanati ma nahaitani ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fiha ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘ala ‘uqubati, wa da‘autani ilat taubati min ba‘di jara’ati ‘ala ma‘shiyatik.

Fa inni astaghfiruka, faghfirli wa ma ‘amiltu fiha mimma tardha, wa wa‘attani ‘alaihits tsawaba, fa’as’aluka an tataqabbala minni wa la taqtha‘ raja’i minka ya karim.

Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.

Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”

Kemudian, doa awal tahun yang dapat dipanjatkan,  Allahumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘ala fadhlikal ‘azhimi wa karimi judikal mu‘awwal. Hadza ‘amun jadîdun qad aqbal.

As’alukal ‘ishmata fihi minas syaithani wa auliya’ih, wal ‘auna ‘ala hadzihin nafsil ammarati bis su’I, wal isytighala bima yuqarribuni ilaika zulfa, ya dzal jalali wal ikram.

Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.” (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x