Gaspol Kemenparekraf, 224 Desa Wisata

21 Januari 2021, 04:00 WIB
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sadiaga Uno dan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta. /biru komunkasi kemenparekraf/baparekraf/

PORTAL BANDUG TIMUR - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dalam Rencana Pembanguan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mentargetkan 244 Desa Wisata. Kemenparekraf/Baparekraf akan memperkuat kolaborasi dengan bersinergi program bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KemendesPDTT).

Disampaikan Menteri Kemenparekraf, Sandiaga Uno, kolaborasi dengan Kemendes PDTT  dilakukan dalam upaya mengembangkan desa wisata di Indonesia sehingga dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Juga sesuai RPJMN 2020 - 2024, Kemenparekraf/Baparekraf  yang mentargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.

Baca Juga: Mang Oded, Berharap Plasma Konvelesen  

"Dari 224 desa wisata, sebanyak 150 desa wisata berada di 5 Destinasi Super Prioritas dan akan kita perlebar. Sesuai arahan Presiden, desa wisata ini jadi platform yang akan kita gaspol di tahun 2021. Kolaborasi bersama KemendesPDTT tentu menjadi sangat penting, dan diharapkan adanya kesepakatan terkait daftar 244 desa wisata untuk program pendampingan desa wisata,"  ujar Sandiaga Uno saat beraudiensi dengan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.

Menparekraf  Sandiaga Uno menjelaskan, Kemenparekraf dan KemendesPDTT sebelumnya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman di tahun 2016. Sehingga perlu dikaji kembali untuk diperbaharui mengingat situasi saat ini yang sangat dinamis, ataupun melihat mana saja yang memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi perjanjian kerja sama.

Desa wisata atau rural tourism, menurut Sandiaga, telah menjadi tren pariwisata dunia. Pengalaman liburan otentik di tengah lingkungan yang santai dan sehat, menarik semakin banyak wisatawan.

Baca Juga: Belum Jelas, Musim Haji Tahun Ini

Di eropa, menurut Sandiaga 15 persen dari total kapasitas amenitas berada di desa-desa wisata yang berkelanjutan berupa homestay. Begitu juga dengan serapan tenaga kerja, desa wisata memiliki potensi yang besar. Di Inggris, desa wisata menyumbang 12 persen lapangan kerja.

Di Indonesia menurut Sandiaga, memiliki peluang besar dalam menghadirkan desa wisata. Jumlah desa yang mencapai lebih dari 74 ribu, ditambah dengan kekayaan budaya serta ekonomi kreatif.

"Kita ingin program-program bersinergi untuk desa wisata, membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memajukan kesejahteraan umum. Kita mulai Indonesia Maju dari desa wisata," ujar Sandiaga.

Baca Juga: Setelah di Vaksin, Ini Pengakuan dr. Firri Sastra

Sementara Wamenparekraf Angela Tanosoedibjo, mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf secara umum mengklasifikasikan desa wisata menjadi tiga kategori. Pertama adalah rintisan, yakni desa wisata yang memiliki potensi namun masih terdapat keterbatasan terhadap sarana dan prasarana sehingga belum atau masih sedikit wisatawan yang berkunjung. Sangat diperlukan pendampingan dari pihak-pihak terkait.

Kemudian desa wisata maju dan berkembang, yakni desa wisata yang sudah ada kunjungan wisatawan dari luar daerah maupun wisatawan mancanegara dan memiliki sarana prasarana dan fasilitas pariwisata yang sudah berkembang. Masyarakatnya pun sudah memiliki kesadaran akan wisata dan mampu mengelola usaha pariwisata melalui pokdarwis/kelompok kerja lokal.

Kemudian mandiri, yakni desa wisata yang sudah mampu melakukan inovasi masyarakat dalam pengembangan potensi desa menjadi unit kewirausahaan mandiri. Desa wisata tersebut juga sudah dikenal mancanegara dan menerapkan konsep keberlanjutan yang diakui dunia.

"Dalam pendampingan dan pengembangannya dibutuhkan kerja sama program. Seperti Kemendes yang bisa mendorong infrastruktur, dan Kemenparekraf dalam hal pengembangan sumber daya manusia dan sarana prasarana. Membantu fasilitasi untuk masuk ke platform digital/marketplace sehingga mendorong mereka dalam memperbesar akses terhadap masyarakat dan potensi customer," kata Angela. (sansan alisandhi)***

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Kemenparekraf

Tags

Terkini

Terpopuler