Berharap Masa Kejayaan Industri Keramik di Tahun 2014 Kembali Terulang

- 25 Januari 2021, 15:00 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat menerima Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto dan Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP) Yustinus di Jakarta.   
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat menerima Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto dan Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP) Yustinus di Jakarta.   /humas kemenperin/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Dicari solusi untuk mengembalikan kejayaan industri keramik nasional sebagai prosuser keramik nomor empat dunia pada tahun 2014. Program substitusi impor 35 persen pada tahun 2022 diharapkan menjadi solusi bagi industri keramik nasional bisa lebih berdaya saing di kancah global.

“Implementasinya didukung dengan kebijakan pengendalian tata niaga impor keramik dan pembatasan pelabuhan masuk (bongkar) di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Selain itu, kebijakan minimum import price (MIP) untuk ubin keramik serta pemberlakuan SNI wajib yang diperketat,” terang Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta.

Menperin Agus Gumiwang menegaskan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) guna mencari solusi agar industri keramik nasional bisa lebih berdaya saing di kancah global. “Mereka optimistis industri keramik bisa kembali jaya apabila mendapatkan dukungan dan atensi dari pemerintah. Asaki pun mendukung misi besar Kemenperin untuk substitusi impor,” ujar Agus.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale (SMS), Promo Bulanan dari Shopee Bikin Belanja Bulanan Lebih Irit

Disampaikan Agus, adanya penurunan harga gas tertentu bagi sektor manufaktur, dinilai membawa peluang untuk rebound di industri keramik selaku sektor yang menerima manfaat insentif tersebut. “Adapun, utilisasi industri keramik pada tahun 2020 secara akumulatif mencapai 56 persen,” ujar Agus.

Tahun 2020 lalu, wabah pandemi Covid-19 menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan industri, termasuk sektor keramik. Utilisasi industri keramik sempat menurun menjadi 30 persen pada kuartal II-2020, namun mulai beranjak naik hingga 60 persen di kuartal III.

Baca Juga: Diamankan, Ratusan Ribuan Batang Rokok Tanpa Cukai

Peningkatan menurut Agus,  tidak terlepas peran dari implementasi kebijakan harga gas industri sebesar USD6 per MMBTU.  “Utilisasi kembali kepada kondisi normal dengan mencapai 70 persen saat kuartal IV-2020, dampak penurunan harga gas untuk industri keramik, berhasil membuat volume ekspor meningkat 29 persen di kuartal III-2020 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019,” papar Agus.

Kemenperin mencatat, hingga saat ini kekuatan industri ubin keramik di Indonesia ditopang sebanyak 37 perusahaan yang tersebar di Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.  Total kapasitas produksi terpasang sebesar 537 juta m2 (8,14 juta ton) per tahun yang menyerap tenaga kerja hingga 150 ribu orang.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Kemenperin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x