Hanifah Makarim, Pelaku Ekonomi Kreatif Masih Mengandalkan Modal Pribadi atau Pinjaman Keluarga

- 3 Maret 2021, 16:43 WIB
Pengrajin akar wangi di Kabupaten Garut merupakan salah satu industri kreatif yang masih mampu bertahan di masa pandemi Covid-19.
Pengrajin akar wangi di Kabupaten Garut merupakan salah satu industri kreatif yang masih mampu bertahan di masa pandemi Covid-19. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Hingga saat ini permodalan masih menjadi salah satu kendala bagi para pelaku usaha di Indonesia. Pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan, satu option yang mungkin belum terlalu dipahami oleh kebanyakan pelaku usaha.

Hal tersebut terungkap di acara Bincang Pasar Modal yang bertajuk ‘Langkah Awal Mengenal Pasar Modal’ di Makassar, Rabu 3 Maret 2021.  Acara Bincang Pasar Modal 2021 dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia Timur, khususnya Makassar yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).

“Sebanyak 92,37 persen pelaku ekonomi kreatif hanya mengandalkan modal sendiri atau pinjaman dari keluarga untuk membantu usahanya.Sedangkan, hanya 24,44 persen yang memperoleh pembiayaan dari perbankan dan 0,66 persen dari lembaga keuangan nonperbankan,” ujar Hanifah Makarim, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf dalam sambutannya.

Baca Juga: Anne Ratna Mustika, Potensi Perkebunan dan Holtikultura Purwakarta Perlu Terus Genjot

Pada dialog, Hanifah Makarim, mengatakan kegiatan telah diselenggarakan di Surabaya dan Bandung kemudian di Makasar. Bertujuan untuk memperkenalkan pasar modal kepada para pelaku usaha, khususnya UMKM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Pasar modal ini merupakan salah satu sumber pembiayaan, satu option yang mungkin belum terlalu dipahami oleh kebanyakan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami akan memperkenalkan cara melantai di bursa dan tentunya dengan pakar-pakar yang luar biasa supaya para pelaku usaha mendapat gambaran bahwa UMKM ternyata bisa masuk ke pasar modal,” papar Hanifah Makarim.

Hadir sebagai narasumber, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah KNEKS Luqyan Tamani, Direktur PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk Cendy Hadi Putranto, Partnership Coordinator IDX Incubato Alan Fatih, Kepala Kantor Perwakilan BEI Sulawesi Selatan Fahmin Amirullah, Pakar Ekonomi Ki DR Saur Pandjaitan XIII, dan Sub Koordinator Pasar Modal Sabar Norma Megawati.

Baca Juga: Bupati Purwakarta Dorong Pasar Tradisional Lebih Representatif.

Dalam dialog, narasumber menyampaikan materi penting terkait alternatif akses permodalan melalui skema IPO serta  manfaatnya. Juga hal-hal yang perlu disiapkan oleh pelaku usaha jika ingin melantai di bursa efek, hingga succes story perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia.

“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan serta manfaat bagi pelaku usaha mengenai pasar modal. Selain itu, kita berharap Kota Makassar bisa menjadi trend setter untuk Indonesia Timur, dalam mendorong pelaku usaha lainnya memasuki pasar modal, sehingga pelaku usaha bisa go public,” ujar  Hanifah Makarim.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x