Baru Memulai Usaha, Harga Bahan Baku Tekstil Naik Melejit

- 15 Oktober 2021, 17:29 WIB
Aktivitas produksi tekstil untuk pemasaran dalam negeri di sentra industri tekstil Majalaya dan Ciparay Kabupaten Bandung  baru mulai menggeliat namun kini terhambat dengan kenaikan bahan baku dan bahan bakar.
Aktivitas produksi tekstil untuk pemasaran dalam negeri di sentra industri tekstil Majalaya dan Ciparay Kabupaten Bandung baru mulai menggeliat namun kini terhambat dengan kenaikan bahan baku dan bahan bakar. /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pelaku usaha tekstil pemasaran dalam negeri di Kabupaten Bandung menjerit akibat bahan baku yang mengalami kenaikan melejit. Kenaikan bahan baku dirasakan akan menghambat para pelaku usaha tekstil  saat baru akan memulai usaha pasca pandemi Covid-19.

"Sudah hampir dua bulan ini, bahan baku benang mengalami kenaikan antara Rp800 ribu hingga Rp 1 juta per bal, juga bahan bakar batu bara. Kalau pemerintah kembali menaikkan harga dasar tarif listrik, sudah tamat untuk para pengusaha pabrik yang memasarkan produk lokalan. Tapi untuk pengusaha yang memproduksi barang-barang ekspor, agak mendingan karena masih bisa bersaing di pasaran," ujar pengusaha tekstil H. Asep Gunawan kepada Portal Bandung Timur di Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung, Jumat 15 Oktober 2021.

Menurutnya, keterpurukan para pelaku usaha pabrik tekstil itu, akibat dampak pandemi Covid-19 yang berujung pada diberlakukannya kebijakan pemerintah dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). 

Baca Juga: Novel Baswedan Kini Berjuang Lewat Youtube, Subscribernya Langsung Melejit

"Dampak PPKM, pasar yang menjadi pemasaran produk lokal sempat ditutup beberapa waktu lalu. Sehingga para pelaku usaha kehilangan pembeli. Ditambah lagi saat ini, sepi order menjadi pemicu pelaku usaha pabrik sulit bangkit dari pandemi Covid-19," ungkap Asep Gunawan.

Ia mengatakan, disaat pandemi Covid-19 belum berakhir, dan ekonomi masyarakat belum pulih, para pengusaha sudah dihadapkan pada kondisi sulit tersebut. "Minimal pemerintah bisa membantu para pelaku usaha, yaitu dengan cara menekan harga bahan baku benang dan bahan bakar batu bara. Kalau harga tarif dasar listrik naik, yang tambah berat bagi pengusaha tekstil. Kami berharap tarif dasar listrik jangan dulu naik," kata Asep Gunawan.

Asep Gunawan mengungkapkan para pengusaha masih berusaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Di antaranya, dengan cara melakukan pengurangan waktu kerja karyawan, yang semula enam hari kerja menjadi tiga hari kerja per minggunya. 

Baca Juga: Oded Prihatin, 7 Ribuan Warga Kota Badung Terjerat Pinjol dan 4 Ribuan Lainnya Kepada Rentenir

"Kalau kita melakukan efisiensi tenaga kerja kasihan juga para pekerja, karena itu bukan solusi bagi perusahaan," ungkap Asep Gunawan.

Dia pun memastikan, kondisi pasar ini, meski pandemi Covid-19 mulai landai, tapi belum menjanjikan dalam pemasaran. "Kami juga berharap kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung untuk membantu para pengusaha, khususnya dalam peluang pemasaran produk tekstil lokal. Supaya pengusaha bisa bangkit dalam kondisi sulit ini," kata Asep Gunawan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah