Metamorfosis LPS sebagai Lembaga Penjamin Terus Berlangsung

- 13 November 2023, 08:09 WIB
Ilustrasi keuangan. Lembaga Penjamin Simpanan yang resmi beroperasi pada tanggal 22 September 2005 terus bermetamorfosis jalankan peran dan fungsinya menjaga stabilitas keuangan nasional.
Ilustrasi keuangan. Lembaga Penjamin Simpanan yang resmi beroperasi pada tanggal 22 September 2005 terus bermetamorfosis jalankan peran dan fungsinya menjaga stabilitas keuangan nasional. /Foto : Pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Lembaga Penjamin Simpanan sejak berdiri tahun 2004 dan resmi beroperasi pada tanggal 22 September 2005 melalui UU No 24 Tahun 2004 telah bermetamorfosis dalam hal peran dan fungsinya untuk menjaga stabilitas keuangan nasional. Sebagai lembaga penjamin simpanan diamanatkan sebagai penyelenggara Program Penjaminan Polis (PPP) untuk melindungi pemegang polis, tertanggung atau peserta dari perusahaan asuransi yang dicabut izin usahanya akibat mengalami kesulitan keuangan.

“Pada awalnya LPS hanya mempunyai fungsi penjaminan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Tetapi, sejak UU P2SK tahun 2023 diterbitkan, LPS akan mengemban kewenangan dan tanggung jawab baru. Selain fungsi penjaminan dan fungsi memelihara stabilitas sistem perbankan, LPS juga akan menjalankan fungsi atau program penjaminan polis asuransi sesuai dengan kewenangannya,” ujar Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank, Suwandi, Kamis, 9 November 2023 lalu di Bandung.

Baca Juga: Respon Cepat di Tengah Guncangan Pandemi yang Mengancam Keuangan, Defisit APBD 2022 di Bawah 3 Persen

Disampaikan Suwandi menjabarkan, pada tahun 2023 ini pasca disahkannya Undang Undang Pengembangan dan Penguatan Sistem Keuangan (UU P2SK), LPS juga diamanatkan sebagai penyelenggara Program Penjaminan Polis (PPP) untuk melindungi pemegang polis, tertanggung atau peserta dari perusahaan asuransi yang dicabut izin usahanya akibat mengalami kesulitan keuangan. Nantinya, dalam penyelenggaraan PPP, LPS berfungsi untuk menjamin polis asuransi dan melakukan resolusi perusahaan asuransi dengan cara likuidasi. PPP akan mulai berlaku 5 tahun sejak UU P2SK diundangkan, atau pada tahun 2028.

“Kami sudah mulai berjalan, struktur organisasi juga sudah terbangun, kemudian segala peraturan-peraturan sudah mulai kami mapping dan peningkatan kapasitas juga sudah mulai dijalankan. Kami menunggu Peraturan Pemerintah terlebih dulu, karena nanti peraturan turunannya akan berasal dari situ. Idealnya setahun sebelum tahun 2028 sudah siap semua,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Aturan Baru OJK tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan

Lebih lanjut, di dalam UU P2SK terkait penjaminan dan resolusi bank, LPS pun dibekali dengan instrumen resolusi bank. Di antaranya, melalui mekanisme Likuidasi atau metode resolusi dengan cara menjual aset-aset milik Bank Dalam Resolusi (BDR) guna menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh bank. Opsi lainnya ialah dengan Penyertaan Modal Sementara (PMS) atau memberikan tambahan modal kepada BDR dengan tujuan untuk diselamatkan.

Kemudian, Purchase and Assumption atau mengalihkan sebagian atau seluruh aset dan atau kewajiban BDR kepada bank penerima. Dan terakhir, opsi pengalihan sementara melalui metode Bridge Bank atau mengalihkan sebagian atau seluruh aset dan atau kewajiban BDR kepada Bank Perantara atau bank yang didirikan oleh LPS.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x