Minuman Herbal Gentong Mas Produk Ponpes Sadang LebaK

- 28 Desember 2020, 10:04 WIB
KETUA Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil menyempatkan diri mengunjungi langsung pabrik minuman kesehatan herlal Gentong Mas di Pesantren Sadang Lebak.
KETUA Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil menyempatkan diri mengunjungi langsung pabrik minuman kesehatan herlal Gentong Mas di Pesantren Sadang Lebak. /Humas Setda Provinsi Jawa Barat/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kabupaten Garut tidak hanya dikenal karena dodol dan dombanya. Tapi sejumlah makanan khas dan juga potensi prduk pangan juga mulai menjadi ciri khas.

Salah satunya yang kini cukup menarik perhatian, ada produk pangan tepatnya minuman berkhasiat yang diproduksi oleh sebuah pondok pesantren. Minuman khas dengan diberi nama ‘Gentong Mas’.

Adalah Pondok Pesantren Sadang Lebak yang terletak di Kampung Sadang Lebak, Desa Situsari, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut  yang memproduksi ‘Gentog Mas’ sejak 2003. Bahan-bahan untuk minuman berkhasiat tersebut terdiri dari gula merah dan jintan hitam atau habbatussauda. 

Baca Juga: Mulai Muncul Dukungan, Jelang Musda V DPD PAN Kabupaten Bandung

Adalah, pengasuh Ponpes Sadang Lebak KH. Aceng Hasan yang mengagasnya. Awal, tujuan dirinya membangun usaha membuat ‘Gentong Mas’ untuk membantu warga yang tidak mampu agar bisa mengenyam pendidikan di pesantren Sadang Lebak yang saat ini memiliki sekitar 300 santri.

“Saya membuat sebuah pabrik ini adalah untuk membantu orang-orang yang tidak mampu untuk mengaji (mondok di pesantren). Kita siap membantu dari masalah biayanya, kesehatannya, daripada nganggur di pingir jalan. Kita buat pabrik ini supaya umat itu bisa pesantren di sini, makanya santri yang mondok di pesantren ini gratis, dari mulai listrik, makan, biaya kesehatan ini ditanggung oleh pesantren,” jelas KH. Aceng Hasan.

Diceritakan KH. Aceng Hasan, dengan pasar Gentong Mas seluruh Indonesia omzet per bulan mencapai Rp500 juta. Namun, KH. Aceng Hasan, berharap pemerintah pun bisa membantu memasarkan produk usahanya tersebut.

Baca Juga: Pemprov Jabar Gelar Rapid Test Antigen Enam Hari

“Alhamdulillah kalau omzet itu kurang lebih 500 grosan per bulan, kalau diuangkan sekitar Rp400-500 juta sebulan. Pemasaran sudah ke seluruh Indonesia, masuk ke segmen apotik, saya hanya ingin bagaimana supaya pemerintah bisa membantu percepatan (pemasaran) produk ini supaya bisa terasa manfaatnya,”  ujar  KH. Aceng Hasan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x