Kedamaian itu; Sebuah Refleksi Hari Ibu Pertiwi

- 23 Desember 2020, 19:30 WIB
Kita akan mengalaminya; sendiri. Kapanpun, di manapun saatnya  akan tiba.
Kita akan mengalaminya; sendiri. Kapanpun, di manapun saatnya akan tiba. /Portal Bandung Timur/Agus Safari/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kadang kita tidak tahu dengan pasti kedamaian itu seperti apa? Wujudnya bagaimana? rasanya bagaimana? semuanya begitu fana.

Mungkin saja Donald Trump (Amerika Serikat) dengan kepongahannya melepaskan bom ke Iran di awal tahun 2020 adalah merupakan wujud dari 'rasa' kedamaian.

Sudah banyak darah dikucurkan demi kedamaian, namun setelah mereka rebut kedamaian nisbi ini lantasn mereka menyadari bahwa ini bukanlah kedamaian yang mereka cari, persis seperti digambarkan oleh seorang kawan dari Yogyakarta bercerita cukup menarik tentang Jepang-Amerika, Amerika-Vietnam.

Mereka mencari bentuk kedamaian itu dalam sosok lain; pongah, politis atau Dajjal. Ini mungkin pola bentuk kedamaian negara adidaya yang sudah tak berdaya mencari kedamaian sejati dalam tatanan kenegaraannya yang frustasi dengan berbagai peristiwa keterlibatannya dalam kancah dunia, selalu saja darah manusia yang disodorkan sebagai mahar untuk sebuah ritual ‘kedamaian’.

Baca Juga: Dinkes Kota Bandung Lakukan Simulasi Vaksinasi

Beberapa hari lalu sahabat dari Jakarta mengirim WhatsApp Messenger (WA)  panjang lebar mengenai situasi Indonesia, tapi inti WA itu adalah:

"Entah tugas apa yang harus kita pikul dengan ikhlas ketika kenyataan tampil memilukan, padahal kita tak mungkin berkata, bahwa kaki-kaki yang menginjak-injak itu bukan salah satu dari kaki kita. Rupanya kerja nyata untuk mengurangi kepiluan harus segera kita kerjakan, sekecil apapun. Ini jika tidak ingin terus menumpuk dosa yang nampak jauh namun sesungguhnya dekat dari urat nadi leher kita."

Entah kedamaian apalagi yang ditawarkan sehingga darah manusia lagi yang dikorbankan sebagai wujud pencarian kedamaian nisbi tersebut. Rasanya kita semakin hari selalu dituntut untuk waspada menjaga 'kedamaian' dalam diri kita masing-masing. Seperti para Pandawa Lima menyepi ke hutan untuk menggali kembali kedamaian, kesucian, agar tak campur baur dengan kedamaian nisbi.

Baca Juga: Review Mobile Games Kingdom of Heroes Season 2: the Broken King

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x