PORTAL BANDUNG TIMUR - Generasi masa lalu, tentunya akan mengetahui dan memahami fungsi serta nama-nama benda tradisional yang biasa digunakan dalam kehidupan rumah tangga. Benda-benda tradisional yang digunakan sehari-hari di kawasan permukiman penduduk, khususnya di perkampungan.
Di antaranya, jubung, tetenong, tampir, said, cecempeh, tolomong, boboko, cangkir kayu, cangkir bambu, emuk (cangkir besar), kendi, dan barang tradisional lainnya. Jangankan barangnya, namanya saja pastinya sudah sangat jarang sekali terdengar dikalangan anak sekarang.
Demikian pula dengan barang tradisional yang digunakan untuk mengolah padi menjadi beras. Seperti, lisung, halu, jubleg, lulumpang yang biasa digunakan untuk nutu atau numbuk gabah kering, sudah jarang terlihat karena ini sudah tersisih penggunaannya oleh mesin heler dengan menggunakan tenaga diesel.
Baca Juga: Sinopsis Film Terbaru 2020, Wonder Woman 1984
Seorang pemuda Atep Kustiwa, warga Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung mengatakan, bagi sebagian orang nama-nama barang tradisional itu akan terasa asing. Apalagi bagi para pemuda maupun kaum milenial saat ini, yang belum mengenalnya.
"Tapi lain lagi bagi warga yang sudah berusia puluhan tahun yang tinggal di perkampungan dengan adat istiadat tradisional, mungkin saja sudah banyak yang mengenali barang-barang tradisional yang digunakan perkakas dapur tersebut," kata Atep Kustiwa, S.Pd,. M.M., kepada Portal Bandung Timur di Ibun, Selasa 29 Desember 2020.
Seiring dengan waktu dan tumbuhnya regenerasi, imbuh Atep Kustiwa, barang-barang tradisional itu dalam pemanfaatannya diperkirakan mengalami pengurangan. Bahkan sudah banyak orang yang meninggalkan pemanfaatan perkakas dapur dari barang tradisional itu.
Baca Juga: Membentuk Karakter Vokasional pada Anak Usia Dini
Hal itu dipicu oleh pengaruh teknologi dan pemanfaatan barang-barang modern, sehingga pemanfaatan barang tradisional, khususnya perkakas dapur mulai tergerus oleh perkembangan zaman.