Kampung Kabuyutan, Jejak Masyarakat Sunda Masa Lalu di Bayongbong Garut

- 12 Mei 2021, 09:26 WIB
Gerbang masuk menuju Kampung Kabuyutan Ciburuy di Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.
Gerbang masuk menuju Kampung Kabuyutan Ciburuy di Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut. /Foto : Istimewa

Selain lingkungan fisik yang alami, tradisi di kabuyutan ini juga masih dilakoni hingga saat ini. Salah satu tradisi yang masih hidup adalah Upacara Seba. Ritual keagamaan ini biasa dilakukan pada minggu ke-3 bulan Muharram, tepatnya pada hari Rabu malam Kamis.

Upacara ini merupakan upacara penyerahan permohonan maaf dan penghormatan kepada leluhur, khususnya kepada Prabu Siliwangi dan Raden Kian Santang. Sebenarnya, terdapat beberapa area di kabuyutan ini yang masih berhubungan dengan sejarah Prabu Siliwangi dan Raden Kian Santang.

Adanya keterlibatan kedua tokoh ini dalam Upacara Seba juga menjadikan tradisi ini lebih bernapaskan Islam. Dalam pelaksanaan Upacara Seba, selain melakukan permohonan maaf kepada leluhur atau doa, ritual lainnya adalah mencuci atau membersihkan benda-benda pusaka yang ada di kabuyutan. Maka, bisa dikatakan bahwa Upacara Seba ini selain sebagai ritual keagamaan, juga sebagai upaya pelestarian dan perawatan terhadap beberapa benda warisan.

Baca Juga: Mal di Kota Bandung Padat Bukan oleh Warga Kota Bandung

Selain terkenal sebagai tempat yang masih melaksanakan tradisi nenek moyang, tempat ini juga dikenal sebagai skriptorium naskah kuno di Jawa Barat. Salah satu naskah terkenal yang ditemukan di kabuyutan ini adalah Naskah Amanat Galunggung.

Naskah Amanat Galunggung ditulis di atas daun nipah menggunakan bahasa dan aksara Sunda Kuno ini banyak menjelaskan mengenai nasihat-nasihat dari seorang raja bernama Rakeyan Darmasiksa. Nasihat-nasihat ini sejalan dengan pandangan hidup dari orang Sunda.

Sebagai benda warisan budaya, naskah dan beberapa benda pusaka lainnya dirawat dan dilestarikan oleh juru kunci dan beberapa pihak terkait lainnya. Upaya pelestarian atau perawatan tersebut juga mendapatkan apresiasi dari beberapa pihak, baik dari kalangan mahasiswa ataupun pemerintah.  

“Selain naskah, terdapat juga beberapa peninggalan lain seperti keris, kujang, tombak trisula, juga bangunan. Selain peninggalan wujud benda, kabuyutan ini juga mewariskan sejarah wujud hidup, yaitu berupa gen,” terang Abah Nana Suryana Juru Kunci Kabuyutan Ciburuy.

Gen yang dimaksud Abah Nana Suryana di sini adalah gen albino. Tidak heran jika kemudian banyak masyarakat yang mengenal atau menyebut tempat ini dengan daerah atau kampung albino.

Baca Juga: Waduh, Hanya 72 Petugas Disdagin Kota Bandung Awasi Pusat Perbelanjaan di Kota Bandung

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x