Rumah Bosscha di Pangalengan Kalah Tenar dari Observatorium di Lembang

- 23 Juni 2023, 10:56 WIB
Rumah bersejarah Karel Albert Rudolf Bosscha, Raja Teh Priangan di Kampung Pintu Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung
Rumah bersejarah Karel Albert Rudolf Bosscha, Raja Teh Priangan di Kampung Pintu Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung /Portal Bandung Timur/Nafhan Nabila/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Mendengar kata ‘Bosscha’ kita pasti langsung tertuju pada observatorium Bosscha yang berada di Lembang Kabupaten Bandung Barat. Namun tidak banyak yang tahu bahwa Bosscha memilliki rumah di kawasan Pangalengan Kabupaten Bandung yang dikelilingi oleh kebun teh miliknya.

Karel Albert Rudolf Bosscha demikian nama lengkapnya. Seorang Belanda yang memiliki perkebunan teh Malabar Pengalengan ini di juluki sebagai Raja Teh Priangan dengan luas  perkebunan lebih dari 2.000 hektare.

“Kecintaan Bosscha terhadap Malabar, ia meminta agar jasadnya disemayamkan di antara pepohonan teh perkebunan miliknya yang letaknya tidak jauh dari lokasi rumahnya saat ini di Kampung Pintu Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung,” cerita  Alam Buchori Muslim.

Baca Juga: Teh Jangkung,  Warisan Preanger Planters Kerkhoven dan Bosscha di Pangalengan

Bangunan dengan luas 550 meter persegi di bangun Bosscha tahun 1896. Dikelilingi  pepohonan yang rindang dan dikelilingi taman-taman yang cocok digunakan sebagai tempat piknik dan nongkrong.

Bangun rumah ini didominasi oleh material kayu juga batuan alam yang berwarna hitam yang tampak dari luar rumah. Rumah ini memiliki gaya arsitektur Eropa yang ditandai dengan adanya cerobong asap yang dapat terlihat dari luar rumah. Pada bagian dalam rumah Bosscha terdapat berbagai benda yang terpajang dengan rapih yang diperkirankan benda-benda ini adalah benda peninggalan dari Bosscha.

Kemudian terdapat piano Zeitter & Winkelmann buatan 1837 yang sangat klasik yang masih berfungsi, juga ada meja makan yang sangat khas dengan zaman dulu ditambah dengan sofa, meja bundar kecil dan lampu hias yang melengkapi ruang tamunya ini benar-benar membuat pengunjung seperti dibawa kezaman klasik.

Baca Juga: Sangat Mungkin, Pangalengan Kabupaten Bandung Jadi Destinasi Wisata Berkelas Dunia

Rumah ini ternyata pernah direnovasi beberapa kali, pada saat penjajahan Jepang pada tahun 1942 juga pada saat Gempa Pengalengan yang sampai Malabar. Pada rumah ini terdapat tulisan beraksara sunda yang berisi “Rumah ini dibangun pada tahun 1896 oleh K. A. R Bosscha”.

Tiket masuk ke Rumah Bosscha ini sebesar Rp.5000 dan parker Rp. 5000 harga yang murah dan wort it untuk dikunjungi. Di sekitar rumah ini juga disediakan penginapan yang berbentuk seperti rumah panggung dengan atap yang estetik modern, kita bisa menikmati pemandangan kebun teh yang luas dengan suasa yang sangat asri dan sejuk.  (Nafhan Nabila)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x