Hingga saat ini, masyarakat di sejumlah wilayah Kabupaten Bandung, khususnya di wilayah timur, Borondong masih sering dihidangkan pada kegiatan-kegiatan khusus. Biasanya Borondong dihidangkan bersama makanan khas atau tradisional berbahan dasar beras ketan lainnya seperti Opak, Ranginang dan Kolontong pada acara khitanan, syukuran rumah, Hari Raya Idul Fitri, dan lain sebagainya.
Di Toko Borondong Pak Ara, selain Borondong, penyuka makanan tradisional juga bisa mendapatkan berbagai macam olahan beras ketan lainnya. Seperti Borondong Garing, Borondong Enten, Ranggining, Lalered, Rangginang dan jenis olahan beras ketan lainnya.
Diantara makanan khas yang di jualnya, Pa Ara mengungkapkan terdapat beberapa olahan beras ketan yang sering diserbu oleh para penggemar Borondong. “Salah satunya yaitu Borondong Enten,” kata Pa Ara kepada penulis.
Baca Juga: Usaha Kuliner Seblak Segurih Rasanya
Borondong Enten menurut Pa Ara, merupakan salah satu jenis Borondong yang didalamnya berisi campuran gula merah dan parutan kelapa yang dilapisi Borondong.
Pa Ara mengungkapkan, produksi Borondong yang saat ini masih bertahan sudah berdiri sejak tahun 1952. Dikembangkan oleh kakeknya sendiri secara turun temurun kepadanya yang merupakan generasi ketiga pengolah kuliner Borondong.
Harga Borondong yang dijual Pa Ara sangat terjangkau bagi penggemarnya. “Untuk setiap bungkusnya ada yang Rp5.000 hingga Rp20.000 tergantung banyak atau beratnya, juga tentunya tergantung jenisnya,” teang Pa Ara.
Borondong, merupakan kudapan yang tak pernah padam dikancah kuliner tradisional. Ciri khas Borondong terletak pada cita rasa yang diciptakan berbeda dari makanan tradisional lain.