Amunisi Ukraina Semakin Menipis di Garis Depan, Rusia Menembakan Tigakali Lebih Banyak

- 1 Februari 2024, 21:37 WIB
Seorang prajurit Ukraina menembak mortir di garis depan, ketika serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, di wilayah Zaporizhzhia. Ukraina mendesak Sekutu Uni Eropa untuk segera mengirim amunisi yang kian menipis.
Seorang prajurit Ukraina menembak mortir di garis depan, ketika serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, di wilayah Zaporizhzhia. Ukraina mendesak Sekutu Uni Eropa untuk segera mengirim amunisi yang kian menipis. //Foto: REUTERS/Stringer

PORTAL BANDUNG TIMUR – Menteri Pertahanan Rustem Umerov melaporkan minggu ini  mengalami kerugian cukup besar dalam jumlah pasukan yang dihadapi pasukannya ketika mereka mencoba melawan serangan baru Rusia. Ukraina mendesak sekutunya di Uni Eropa untuk berbuat lebih banyak guna memenuhi janji mereka untuk memasok satu juta peluru artileri.

Dilaporan Rustem Umerov ke sekutu Ukraina, bahwa Ukraina tidak mampu menembakkan lebih dari 2.000 peluru sehari di garis depan yang membentang sejauh 1.500 kilometer atau 930 mil. Jumlah tersebut kurang dari sepertiga amunisi yang digunakan Rusia, sebagaimana dikutip dari situs Bloomberg.

Menurut Rustem Umerov, kekurangan senjata di Ukraina semakin memburuk dari hari ke hari. Karenanya, mendesak sekutu-sekutunya di Uni Eropa untuk berbuat lebih banyak guna memenuhi janji mereka untuk memasok satu juta peluru artileri, atau setidaknya harus menyamai daya tembak yang dikerahkan musuhnya.

Baca Juga: Perang Rusia versus Ukraina, Ratusan Hewan Turut di Evakuasi IFAW ke Polandia

Bloomberg melaporkan, Ukraina telah memperingatkan sekutunya di Uni Eropa,  bahwa mereka menghadapi kekurangan peluru artileri yang “kritis”. “Karena Rusia mengerahkan senjata tiga kali lebih banyak di garis depan setiap hari, dan pihak yang memiliki amunisi paling banyak untuk berperang biasanya menang,” kata Rustem Umerov.

Sementara Uni Eropa sendiri pada Rabu 31 januari 2024 mengakui bahwa mereka akan memasok hampir setengah dari jumlah cangkang yang dijanjikan pada batas waktu bulan Maret. Uni Eropa  memutuskan untuk mengirimkan hampir 600.000 cangkang lagi pada akhir tahun ini.

Ukraina membutuhkan 200.000 peluru kaliber 155mm per bulan, kata dokumen itu. Menurut perkiraan Estonia, Moskow berada di jalur yang tepat untuk mendapatkan hampir dua kali lipat jumlah tersebut, dengan sekitar satu juta peluru berasal dari Korea Utara.

Pada pertemuan para menteri pertahanan pada hari Rabu, UE mengatakan mereka akan memiliki kapasitas untuk memproduksi 1 juta peluru per tahun dan memperkirakan akan melipatgandakan kapasitas tersebut menjadi 2 juta pada tahun 2025. AS juga meningkatkan produksi peluru untuk membantu Ukraina. memenuhi kebutuhannya.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x