Warga Mengungsi Terdampak Erupsi Ili Lewotolok Terus Bertambah

- 6 Desember 2020, 23:00 WIB
STATUS vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Lembata Nusa Tenggara Timur hingga Minggu 6 Desember 2020 masih berada pada level III atau ‘Siaga’, jumlah warga pengungsi di 11 titik pengungsian terus bertambah mencapai 9.028 jiwa.
STATUS vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Lembata Nusa Tenggara Timur hingga Minggu 6 Desember 2020 masih berada pada level III atau ‘Siaga’, jumlah warga pengungsi di 11 titik pengungsian terus bertambah mencapai 9.028 jiwa. /Dok. BPBD Lembata/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Jumlah pengungsi l dampak erupsi gunung Ili Lewotolok Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur terus bertambar.  Warga yang mengungsi di 11 titik pengungsian hingga Minggu 6 Desember 2020 mencapai 9.028 jiwa.

Berdasarkan pemberitaan Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, warga yang mengungsi di fasilitas publik tersebar di 11 titik. Di kantor bupati lama jumlah warga yang mengungsi mencapai 1.383 jiwa.

Di aula Kelurahan Lewoleba Tengah sebanyak 279 jiwa, los pasar Lamahora 190, aula Kopdit Ankara 169, SMPN 1 Nubatukan 120, aula Selandoro 78, Aula Kantor Camat 70, aula Kelurahan Lewoleba Timur 65, aula GMIT Maranatha 64, aula BKD PSDM 63 dan aula Kelurahan Lewoleba Barat 15.

Baca Juga: Menteri Sosial Juliari Peter Batubara Terima Fee Rp 17 Milyar

Selain di 11 titik pengungsian, juga tersebar di 20 desa menjadi tujuan untuk pengungsian. Di Kel. Lewoleba Tengah  832 jiwa, Lewoleba 513 jiwa, Selandoro 2.192 jiwa, Lewoleba timur 1.042 jiwa, Lewoleba utara 105 jiwa, Lewoleba 347 jiwa, Lewoleba selatan 876 jiwa.

Juga di Desa Lamatuka (ongah) 29 jiwa,Desa Waiengah 19 jiwa, Baopanah 9 jiwa, Merdeka 6 jiwa,Hadekawa 19 jiwa,Tapolango 292 jiwa, Dikesare 4 jiwa,Wailolong 10 jiwa,Balauring 19 jiwa. Selain itu di Desa Dolulolong 6 jiwa, Hingalamamemi 2 jiwa, Lewubatang 6 jiwa dan  Desa Babokerong 198 jiwa.

Langkah-langkah penanganan darurat dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata dibantu dengan berbagai unsur. Sejak awal, mereka membantu untuk melakukan evakuas warga yang berada di kawasan bahaya menuju ke tempat pengungsian di Kecamatan Lewoleba dan Hadakewa. 

Baca Juga: Pulau Nusakambangan Menjadi Benteng Cilacap

Selain itu, pemerintah daerah memisahkan kelompok rentan yang mengungsi di Los Pasar Lamahora menuju SMP Santa Theresia. Pemda juga menyediakan 15 gedung sekolah untuk dijadikan pos pengungsian untuk kelompok rentan.

Saat ini Pemda Lembata tengah menambahkan dan membangun MCK di pos-pos pengungsian.Untuk kepastian kesehatan warga pengungsi dilakukan tahapan skrining, cek suhu dan rapid test antige oleh tenaga medis yang telah disiagakan untuk memastikan kondisi kesehatan warga mengungsi. 

Merespon pengungsian yang terjadi akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok, Bupati Lembata telah menetapkan surat keputusan mengenai status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ili Lewotolok.

Baca Juga: Hujan Dengan Intensitas Tinggi, Aceh Tenggara Diterjang Banjir

Keputusan tersebut ditetapkan melalui SK Bupati Lembata nomor 610 Tahun 2020 tanggal 30 November 2020 tentang Status Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Ile Lewotolok selama 14 hari, dari tanggal 29 November s.d 12 Desember 2020. 

Kondisi status vulkanik Gunung Ili Lewotolok masih berada pada level III atau ‘Siaga’. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan rekomendasi bahwa masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya di dalam area kawah gunung dan di seluruh area dalam radius 4 km dari puncak/pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: bnpb.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah