Di Era Modern, Kaum Perempuan Harus Jadi Superwoman Bagi Diri dan Keluarga

- 9 Maret 2021, 17:08 WIB
Google Doodle pada peringatan Hari Perempuan Internasional 2021
Google Doodle pada peringatan Hari Perempuan Internasional 2021 /Google

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan berbagai kebijakan untuk menciptakan sekolah yang menyenangkan dan aman bagi peserta didik perempuan serta mengembangkan karakter kepemimpinan.  Dalam Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru dan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikkan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.

“Dalam regulasi-regulasi ini, terdapat banyak program kegiatan yang dapat diikuti oleh anak-anak perempuan secara khusus, maupun bergabung dengan anak-anak laki-laki, dengan tujuan membangun karakter dan pemahaman di luar aspek kognitif, karena keberhasilan anak amat ditopang oleh pendidikan karakter, bukan hanya aspek kognitif,” jelas Inspektur Jenderal Kemendikbud, Chatarina Girsang pada pada Webinar Virtual ‘Perempuan Pemimpin dan Kesetaraan Gender’.

Dalam peraturan-peraturan tersebut, menurut Chatarina Girsang, terdapat berbagai kegiatan yang membangun kepercayaan diri dan karakter santun, mencegah perilaku negatif dan dapat disesuaikan dengan bakat dan minat masing-masing peserta didik. “Melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud, akan terus melakukan kegiatan penguatan karakter bagi anak perempuan, agar mereka mampu mengembangkan talentanya dengan karakter positif,” ujar Chatarina Girsang.

Baca Juga: Kota Bandung Terus Pacu Program Vaksinasi Covid-19 Untuk Lansia

Disampaikan Chatarina Girsang pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter anak perempuan.  “Sejak kecil, ayah saya mendidik anak-anak perempuannya untuk berani maju, bermanfaat bagi sesama, dan tidak perlu takut, asalkan kami bertindak sesuai prinsip yang benar. Tidak perlu juga takut bersaing dengan laki-laki, karena perempuan punya hati yang kuat dan luas untuk berbagi dengan sesama,” ungkap Chatarina Girsang.

Sementara Franka Makarim, istri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),  menyatakan bahwa seorang superwoman adalah perempuan yang menyadari bahwa dirinya dapat melakukan apapun yang ia cita-citakan. Nilai-nilai kepemimpinan dalam diri seorang perempuan tercermin dari kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab yang dimiliki.

Pada kesempatan ini, Franka Makarim mengungkapkan kisah masa kecilnya. Di mana saat berusia 9 tahun, ia dibesarkan oleh ibu dan neneknya karena sang ayah telah meninggal dunia. Keteladanan dan nilai tanggungjawab yang ditunjukkan oleh kedua wanita tersebut, diakui Franka telah menumbuhkan keyakinan dan rasa percaya dirinya untuk melakukan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab.

Baca Juga: Waspadai, Semakin Marak grup Telegram atau WhatsApp Iming-iming Keuntungan Besar

“Saya berterima kasih sekali pada Ibu saya yang telah membesarkan saya juga Eyang saya, yang dalam usia tuanya tetap aktif bekerja dan berorganisasi. Wanita-wanita inilah yang telah memberikan contoh dalam hidup saya, bahwa kita bisa melakukan apa yang kita mau dan bertanggungjawab. Baik itu di rumah bersama keluarga maupun dalam memberi dampak pada masyarakat,” jelas Franka Makarim.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah