Shuffah Menjadi Awal Mula Tradisi Tadarusan Al-Quran

- 30 April 2021, 01:31 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat Peringatan Nuzulul Qur’an 1142 H di Masjid Nurussalam Kemenko PMK, Kamis 29 April 2021.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat Peringatan Nuzulul Qur’an 1142 H di Masjid Nurussalam Kemenko PMK, Kamis 29 April 2021. /Foto : Novrizaldi/roinfohumas kemenkopmk

PORTAL BANDUNG TIMUR - Nuzulul Qur ’an, peristiwa pertama kali diturunkannya wahyu Allah SWT berupa Al-Qur’an di bumi kepada Nabi Muhammad SAW menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan mulia bagi umat Islam. Kebiasaan di setiap bulan Ramadan para sahabat berkumpul di ‘shuffah’ cocokan hafalan Al-Qur’an karenanya Al-Qur’an terus terjaga sampai saat ini.

Disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memberi sambutan pada Acara Peringatan Nuzulul Qur’an 1142 H di Masjid Nurussalam Kemenko PMK, Kamis 29 April 2021. Dipaparkan proses terjadinya peristiwa Nuzulul Qur’an yang diperingati setiap malam ke-17 pada bulan Ramadan.

“Dalam peristiwa Nuzulul Qur’an, Nabi Muhammad SAW. yang tengah menyepi di Gua Hira mendapatkan wahyu pertama, yaitu Al-Qur’an Surah al-Alaq ayat 1 hingga 5. Sejak saat itu sepanjang lebih dari 22 tahun, Al-Qur'an turun secara bertahap untuk menjadi pedoman umat manusia,” papar Menko PMK Muhadjir Effendy.

Baca Juga: Hari Tari Sedunia, 700 Seniman  Bandung Raya Tampilkan 70 Karya Tari

Diceritakan Menko PMK Muhadjir Effendy, pada zaman Nabi Muhammad SAW kebiasaan di setiap bulan Ramadan para sahabat berkumpul di ‘shuffah’ atau pinggiran masjid nabawi. Kebiasaan untuk saling mencocokan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.

Kebiasaan para sahabat berkumpul di ‘shuffah’ menurut  Muhadjir Effendy, menjadi awal mula munculnya tradisi tadarus Al-Qur’an pada umat islam di seluruh dunia.  “Kebiasaan pada bulan Ramadan kumpul di masjid sudah ada sejak dulu. Telah dilakukan sahabat nabi, yaitu tadarus. Artinya mencocok-cocokan hafalan Al-Qur’an. Dan itulah yang membuat Al-Qur’an terus terjaga sampai saat ini,” ujar  Muhadjir Effendy.

Baca Juga: Baznas Kota Bandung Tingkatkan Peran Sebagai Partner Pemerintah

Pada kesempatan memberikan sambutannya  Muhadjir Effendy, mengajak kepada seluruh umat islam untuk memanfaatkan bulan Ramadan sebagai ajang mencari pahala dan keberkahan, salah satunya dengan menjaga tradisi kegiatan tadarus Al-Qur’an.

“Jadi sebetulnya nuzulul quran bukan hanya sekedar memperingati pada saat awal wahyu diturunkan di gua hira pada awal bulan puasa. Oleh karena itu, kita harus melanjutkan tradisi pada masa rasulullah yaitu tadarus Al-Qur’an,” pungkas Muhadjir Effendy. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah