Mendag Sebut Sanksi Ekonomi AS dan Eropa Terhadap Rusia Berdampak ke Indonesia

- 10 Maret 2022, 15:43 WIB
Mendag Muhammad Lutfi.
Mendag Muhammad Lutfi. /Dok. Humas Kemendag

PORTAL BANDUNG TIMUR - Konflik antara Rusia-Ukraina yang masih berpotensi sebagai masalah yang besar pada masa mendatang. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, ini bagian dari tantangan Indonesia di tahun 2022.

"Persoalan COVID-19 yang belum selesai, ditambah dengan perang Rusia-Ukraina, maka permasalahan menjadi lebih kompleks," ujarnya dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan, Kamis, 10 Maret 2022.

Dalam rapat yang dilaksanakan secara Daring itu, Mendag mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina telah memicu sanksi ekonomi. Menurutnya, invasi yang memunculkan sanksi dari Amerika Serikat dan Eropa tersebut dinilai dapat mengakhiri globalisasi perdagangan.

"Ekonomi pertumbuhannya sudah turun. Ekspor AS sudah turun minus 3 persen, bahkan Eropa sudah dua angka turunnya, yang menyebabkan ini menjadi mata rantai yang langsung bersentuhan dengan Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Waduh, Jelang Ramadhan Harga sejumlah Komoditas Kebutuhan Pokok Mulai Merangkak Naik

Karena itu, Muhammad Lutfi memprediksi 2022 menjadi tahun yang penuh tantangan, terlebih dibandingkan pada 2021 RI berhasil melewati dengan mencetak sejumlah rekor ekonomi baru.

"Tahun 2021, walaupun kita masih di tengah COVID-19, kita melewatinya dengan baik. Sebagian besar kegiatan ekonomi menurun, tapi semua harga bisa kita lalui dengan stabil. Inflasi berjalan dengan baik. NTP Petani juga naik baik. Ini merupakan hasil yang baik," paparnya.

Ia juga meperdiksi tahun 2022 menjadi kebalikan dari 2021, di mana index harga makanan Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) naik sejak Februari 2022.

"Index sudah naik 140,7 poin atau naik 20,7 persen dibandingkan tahun lalu. Dan ini angka tertinggi sejak 2011, di mana saat itu terjadi juga supercycle ekonomi seperti baru ini, namun kenaikannya hanya 137,6 poin, artinya temperatur perdagangan sudah jauh lebih tinggi dibandingkan 2011." ujar Muhammad Lutfi.

Baca Juga: Mau Naik Kereta Api di Bandung, Perhatikan Syarat dan Ketentuan Terbaru Ini

Halaman:

Editor: Syiffa Ryanti

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah