RPJMN 2025-2029, Revolusi Mental Jelang 100 Tahun Indonesia Merdeka

- 28 Februari 2023, 05:05 WIB
Tahun 2045, genap 100 tahun Indonesia merdeka, revolusi mental dan pembangunan manusia merupakan pilar utama pembangunan.
Tahun 2045, genap 100 tahun Indonesia merdeka, revolusi mental dan pembangunan manusia merupakan pilar utama pembangunan. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

“Nah mereka berbenturan dengan nilai-nilai budaya yang ada saat ini, misal birokrasi yang berbelit-belit. Untuk itu responden berharap ada nilai-nilai budaya yang lebih baik ke depan. Jadi di sini, revolusi mental bisa diharapkan sebagai social and culture engineering, kerja-kerja konsolidasi, gotong royong misal antara GNRM dan BerAKHLAK harus ada,” urai Alissa.

Baca Juga: Niat Persib Bandung Menjauh dari Persija Jakarta dan Mendekat dengan PSM Makasar Tidak Terwujud

“Anak sehat, cerdas, dan berkarakter, karakter sering dilupakan. Pancasilaisnya juga ketinggalan. semoga pendidikan karakter ini tidak ketinggalan saat dibuat matriks-matriks pembangunan. Lantas bagaimana membuat program bisa sustainable. Desainnya harus kuat dulu, saya berharap dalam RPJMN dan RPJPN, GNRM tetap ada,” pungkas Alissa.

Tim ahli  GTN GNRM lainnya, Miranda Risang Ayu Palar menyorot pentingnya kajian mendalam terkait GNRM harus dilegalkan dimana ada instrumen hukum yang sifatnya menerus. “Masyarakat kita ini gak bisa implisit, harus eksplisit.  Jadi revolusi mental selayaknya masuk dalam rancangan pembangunan agar juga tetap dipakai oleh pemerintahan selanjutnya,” urai Miranda.

Dalam kesempatan itu,   Pdt. Dr. Jacky Manuputty dan David Krisna Alka yang juga bagian dari tim ahli GTN GNRM juga memberikan sedikit pandangan. “Partisipasi publik sebagai gerakan kebudayaan GNRM saangat penting dan perlu diperhatikan. Hal itu bakal membawa kebanggaan kolektif. Pembahasan isu-isu strategis untuk RPJMN dan RPJPN harus didahulukan,” tegas Jacky diamini David Krisna.

Pembahasan kali itu ditutup dengan kesimpulan yang diringkas oleh Prof. Dr. Ravik Karsidi sebagai Ketua Tim Ahli GTN GNRM. “Ada beberapa pokok yang perlu ditegaskan yakni bahwa GNRM harus inklusif dan berkelanjutan. Sifatnya juga harus adaptif dan kontekstual.

Apakah dimungkinkan kita melakukan redefinisi nilai-nilai dasar dan sebagainya, kalau diredefinisi maka program-program akan berkembang atau berubah,” pungkasnya memungkinkan akan ada pembahasan untuk mematangkan isu-isu strategis revolusi mental bagi perencanaan pembangunan. (heriyanto)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah