Network
PORTAL BANDUNG TIMUR.-
BURSA transfer pemain merupakan periode dalam industri sepakbola yang cukup menarik perhatian bagi para insan sepakbola itu sendiri. Setiap klub berlomba-lomba memperkuat skuadnya untuk bersaing di kompetisi yang mereka arungi.
Namun ada fenomena menarik yang terjadi beberapa tahun terakhir. Pemain yang berasal dari inggris dihargai begitu mahal, sehingga terkadang jika sebuah klub tertarik terhadap pemain yang diincar berasal dari inggris, maka akibatnya banderol harga yang ditawarkan betapa tingginya .
Harry Maguire, tahun 2018 dibeli dengan harga 85 juta poundsterling (Rp.1.3 triliun) menjadikannya sebagai pemain bertahan termahal sepanjang masa! Merujuk pada situs transfermarkt yang dikenal sebagai situs terlengkap menyediakan data statistik sepakbola, maka terlihat 4 dari 10 pemain paling berharga di dunia berasal dari inggris (Raheem Sterling di posisi 2, Harry Kane posisi 6, Jadon Sancho posisi 8, Trent Alexander Arnold posisi 10).
Baca Juga: UMKM Kabupaten Bandung Masih Terkendala Pengembangan
Aturan Pemain Homegrown
Aturan Pemain Homegrown yang diterapkan Liga Inggris sebagai aturan yang harus dipenuhi oleh klub klub yang berlaga di semua kasta di dataran Inggris khususnya liga utama merupakan salah satu faktornya.
Bilamana seorang pemain yang sudah bermain di Inggris atau Wales selama 3 tahun berturut-turut, antara umur 15 sampai 21 tahun, pemain tersebut tidak boleh berada di klub yang sama selama periode berjalan dan bisa berganti klub selama masih ada di wilayah Inggris atau Wales.
Jika pemain tersebut pergi atau dipinjamkan ke klub di luar Inggris dan Wales, maka perhitungan 3 tahun dimulai lagi dari nol ketika dia kembali keI nggris atau Wales.Kebanyakan pemain homegrown adalah pemain lokal Inggris maka tak heran harganya melambung tinggi. Pemilik klub kecil akan menaikkan harga pemainnya ketika diincar oleh klub besar untuk memperoleh keuntungan sebesar–besarnya.
Baca Juga: Data Stock Darah PMI Kota Bandung
Efek Media
Pemberitaan terhadap pemain oleh sebuah media akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemain itu sendiri. Media-media di inggris seringkali melabeli pemain muda sebagai “pemain masa depan inggris” atau “harapan inggris terbesar”.
Hal ini memberikan tekanan psikologis terhadap pemain dan banyak contoh kasus “layu sebelum berkembang” yang terjadi pada pemain-pemain muda tersebut.
Tak jarang label ini membuat pemain tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya di lapangan, Tapi ada pula pemain menampilkan performa dan impak yang baik terhadap klubnya, seperti Wayne Rooney di Manchester United pada pertengahan tahun 2000 atau Harry Kane di Tottenham Hotspur tetap konsisten menampilkan performa papan atas sampai saat ini.
Baca Juga: Dasyat ! Kompetisi Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Diikuti 5.885 Orang
Klub-klub Liga Inggris memiliki kekayaan yang besar
Sebagai Liga yang sering disebut sebagai liga terbaik di dunia, tentunya menarik para investor di luar inggris maupun dari inggris untuk menanam modal di klub-klub yang berlaga di liga inggris.
Bahkan Klub yang sering disebut big six-nya Liga Inggris (Liverpool, Manchester City, Manchester United, Chelesa, Arsenal, Tottenham Hotspur) hampir semua dimiliki oleh investor asing. Investasi untuk memperoleh keuntungan besar, misalnya membeli pemain untuk menaikkan harga pasar.
Inggris sebagai negara penemu sepakbola, memiliki kebudayaan dan kultur sepak bola yang sangat kuat, sehingga membuat para pemainnya sangat paham serta mengerti akar kebudayaan dan kultur, dengan filosofi inilah mereka memulai karir sepakbolanya.
Baca Juga: Fiksi 2020 Cikal Bakal Lahirnya Wirausahawan Muda Indonesia
Beberapa kasus pemain dari luar Inggris gagal beradaptasi saat bermain di Liga Inggris, misalnya Andre Shevchenko di Chelsea, Angel di Maria. Atas dasar inilah klub-klub liga Inggris menimbang dengan matang menghadirkan pemain-pemain non inggris dengan harga mahal. (deky)***
