Belajar Bahasa Asing, Mendalami Berbagai Budaya Bangsa

- 1 Februari 2021, 06:30 WIB
Goethe Institut Indonesien kembali menggelar Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional untuk pertama kali pada tahun ini di tengah pandemi diselenggarakan secara virtual.   
Goethe Institut Indonesien kembali menggelar Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional untuk pertama kali pada tahun ini di tengah pandemi diselenggarakan secara virtual.   /tangkapan laya/Gothe Institut Indonesien/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR -Goethe Institut Indonesien kembali menggelar Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional.Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional 2021 untuk pertama kali pada tahun ini di tengah pandemidiselenggarakan secara virtual.

Setiap tahun sejak 2010, Goethe-Institute Indonesien menyelenggarakan dan menjadi tuan rumah Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional. Diselenggarakan dalam kerja sama dengan Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) dan dengan dukungan Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia.

Kompetisi ini diadakan setiap tahun untuk mempromosikan bahasa Jerman di Indonesia serta mendorong para pelajar untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam berbahasa Jerman. Tahun 2021 ini diikuti 665 pelajar bahasa Jerman dari 345 SMA, SMK, dan MA di 28 provinsi.

Baca Juga: Dimasa Pandemi Covid-19, Sastera Daerah Tidak Padam

“Olimpiade Bahasa Jerman biasanya menjadi kesempatan yang baik untuk bertemu langsung, berkenalan, dan tentu saja saling berbicara dalam bahasa Jerman. Tetapi pada tahun ini semuanya berubah akibat pandemi global. Kita harus menjaga jarar,” ujar Dr. Stefan Dreyer, Direktur Goethe-Institute Indonesien, dalam sambutannya pada upacara penyerahan hadiah secara virtual.

Disampaikan Stefan Dreyer, sempat timbul pertanyaan apakah Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional sebaiknya dibatalkan saja. “Namun setelah berdiskusi panjang lebar dengan para guru, siswa, dan wakil otoritas pendidikan, semua pihak sependapat, kita tetap akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya,” ujar Stefan Dreyer.

Sementara Dr. Matthias Müller, Kepala Bagian Kebudayaan dan Informasi pada Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia, menambahkan, Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional memang sebuah lomba, tetapi bukanlah pertandingan serba ketat untuk saling mengalahkan. “Sebab semuanya mempunyai tujuan yang sama, belajar sebuah bahasa asing,” ujar Matthias Muller.

Baca Juga: Ditunggu Perhatian Pemerintah Dalam Bentuk Tanggapan Nyata Terhadap Sastera Daerah

Dengan belajar bahasa asing kata, Matthias Muller, kita ingin mencapai pemahaman yang lebih mendalam mengenai berbagai budaya, negara, masyarakat. “Memanfaatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade tahun ini merupakan langkah penting ke arah itu,” pungkas Matthias Muller.

Ketua Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI), Ekadewi Indrawidjaja, mengatakan, Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional pada tahun ini berlangsung dengan tidak mudah karena semuanya harus berlangsung secara digital. “Namun, para guru dan siswa tidak mau dikalahkan oleh masalah tersebut. Semua sudah berhasil mempersiapkan dan mengikuti kegiatan dengan baik,” ujar Ekadewi.

Tahun ini, 665 siswa berusia antara 15 dan 17 tahun mengawali perjalanan mereka dengan berlomba dalam babak penyisihan pada tanggal 7 Januari. Dengan menggunakan platform digital Zoom dan Moodle, para siswa diuji dalam hal keterampilan menulis, mendengarkan, dan membaca pada tingkat kemahiran bahasa A2 (tingkat pemula lanjutan).

Baca Juga: Tacan Pernah Kacaritakeun Gedong Kasenian di Lembur Singkur

Para peserta selanjutnya disaring menjadi 70 finalis, yang kemudian berlomba dalam babak final pada 28 Januari. Selama putaran final, ke-70 finalis harus mengerjakan soal-soal kemahiran mendengarkan, menulis, dan berbicara lewat aplikasi Actionbound pada ponsel pintar.

Untuk tes bicara, para finalis diberi waktu 20 menit untuk mempersiapkan dan merekam pidato berdurasi 90 detik mengenai topik yang diberikan, dan kemudian mengunggahnya ke aplikasi.Para pemenang lomba tahun ini diumumkan dalam upacara penyerahan hadiah secara virtual, yang ditayangkan langsung melalui kanal YouTube Goethe-Institut Indonesien pada 30 Januari.

Para pemenang adalah: Frederick Owen Tesalonika (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta) sebagai juara satu, Delon Arjuna (SMA Negeri 4 Medan)sebagai juara kedua, Nathanael Farrel Monika (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta) di tempat ketiga, dan Nicholas Ciputra (SMA Ignatius Global School Palembang) di tempat keempat. Setiap pemenang memperoleh beasiswa untuk kursus bahasa Jerman dari Goethe-Institut bernilai sekitar 17 juta Rupiah. (jodi prabowo)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah