Ditunggu Perhatian Pemerintah Dalam Bentuk Tanggapan Nyata Terhadap Sastera Daerah

- 31 Januari 2021, 19:30 WIB
Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage, Erry Riyana Hardjapamekas, dalam sambutannya pada pengumuman Anugerah Sastera Rancage 2021, yang digelar secara virtual, Minggu 31 Januari 2021
Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage, Erry Riyana Hardjapamekas, dalam sambutannya pada pengumuman Anugerah Sastera Rancage 2021, yang digelar secara virtual, Minggu 31 Januari 2021 /tangkapan layar virtual Anugerah Sastera Rancage 2021/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Yayasan Kebudayaan Rancagé lebih mengandalkan dan mempercayai prinsip kemandirian, independensi, dan peran-serta masyarakat. Perhatian pemerintah dalam bentuk tanggapan nyata untuk memelihara bahasa dan sastra daerah.

Disampaikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage, Erry Riyana Hardjapamekas, dalam sambutannya pada pengumuman Anugerah Sastera Rancage 2021, yang digelar secara virtual, Minggu 31 Januari 2021 pukul 14.00 WIB. Kegiatan yang sudah berlangsung selama 33 Tahun digagasa sastrawan besar Ajip Rosidi, terselip harapan kepada pemerintah baik pusat maupun daerah, menaruh perhatian lebih besar terhadap kegiatan Rancagé.

“Bagaimanapun pemerintah memiliki kewajiban memelihara bahasa dan kebudayaan daerah sebagaimana diamanatkan pasal 36 UUD 1945. Namun, hal ini bukan berarti para pengurus mengharap belas kasih pemerintah, pengurus tidak menuntut agar kegiatan Hadiah Sastera Rancagé masuk dalam APBN atau APBD,” ujar Erry Riyana.

Baca Juga: Tacan Pernah Kacaritakeun Gedong Kasenian di Lembur Singkur

Ditegaskan Erry Riyana, Yayasan Kebudayaan Rancagé lebih mengandalkan dan mempercayai prinsip kemandirian, independensi, dan peran-serta masyarakat. “Yayasan Kebudayaan Rancage tidak akan melakukan ketergantungan semacam itu, yang justru dapat mengancam kelancaran kiprah Rancagé,” tegas Erry Riyana.

Namun demikian menurut Erry Riyana, yang diperlukan untuk memelihara bahasa dan sastra daerah adalah perhatian pemerintah dalam bentuk tanggapan nyata. “Misalnya, membuat legislasi guna memperkokoh fungsi bahasa daerah dengan menjadikannya sebagai bahasa ibu dan bahasa pengantar minimal di PAUD, TK, dan SD/MI, serta sigap membantu agar karya sastra pemenang Rancagé dapat dimanfaatkan, dibaca, dan diapresiasi oleh masyarakat secara lebih luas,” ujar Erry Riyana.

Baca Juga: Di Kampung Papandak Kabupaten Garut Ada Padepokan Pencak Silat

Diakhir sambutannya, Erry Riyana memberikan apresiasi pada jajaran Yayasan Budaya Rancage serta dewan juri dan terlebih kepada para budayawan, sastrawan dan sastrawati yang masih terus menjaga eksistensi. Hal ini dibuktikan dengan masuknya  122 judul buku sastra daerah terbaik peraih Hadiah Sastera Rancagé. Selain itu, juga masih ada buku cerita anak-anak terbaik dalam bahasa Sunda untuk dianugerahi Hadiah Samsudi. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah