Disparbud Jabar Ajak Warga Jawa Barat Lebih Mengenal Sejarah Perjuangan

- 29 Desember 2020, 20:18 WIB
MONUMEN Perjuangan Rakyat Jawa Barat karya arsitektur Slamet Wirasonjaya mengambil inspirasi dari filosofi tanaman bambu dibawah landmark Jawa Barat tersimpan banyak cerita.***   
MONUMEN Perjuangan Rakyat Jawa Barat karya arsitektur Slamet Wirasonjaya mengambil inspirasi dari filosofi tanaman bambu dibawah landmark Jawa Barat tersimpan banyak cerita.***   /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Memang, museum hingga saat ini belum menjadi destinasi wisata utama untuk turis lokal maupun mancanegara. Padahal sebenarnya ada banyak hal menarik yang bisa digali dengan mengunjungi museum. Seperti halnya yang ditawarkan dan dipamerkan Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

“Padahal Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan nama Monju, sudah menjadi landmark-nya Kota Bandung. Berbagai peristiwa seni budaya dan bahkan politik serta lainnya acapkali diselenggarakan di monumen yang dirancang bangun Slamet Wirasonjaya seorang arsitek kenamaan Jawa Barat dan diresmikan tahun 23 Agustus 1995 pada masa Jawa Barat dipimpin R. Nuriana,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dr.H. Dedi Taufik Kurohman,M.Si, pada kegiatan Monpera Jabar Expo 2020 yang digelar di Auditorium Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat Jalan Dipati Ukur Nomor 48 Bandung.

Sebagai Landmark Kota Bandung yang menjadi satu kesatuan dengan Gedung Sate dan Lapangan Gasibu, disampaikan Kadisparbud Jabar Dedi Taufik, Monpera Jabar menjadi monumen yang sarat dengan simbol dan makna.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di Bandung Masih Dalam Pertimbangan

“Dari luar, model bagunan seperti sekumpulan bambu runcing, karena memang oleh arsiteknya di desain mengambil tradisi dan filosofi kehidupan masyarakat Sunda yang dekat dengan alam. Ada ungkapan ‘awi gede gunana dina kahirupan sapopoe, jang urang Sunda mah ti mimiti lahir nepi ka maot, awi digunakeun’ yang artinya bambu sangat besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, buat orang Sunda sejak lahir ke dunia hingga meninggal bambu dipergunakan,” terang Kadisparbud Jabar Dedi Taufik.

Disampaikan Kadisparbud Jabar Dedi Taufik bangunan Mopera Jabar sengaja dibangun garis lurus dengan Gunung Tangkuban Parahu di utara dan Gedung Sate di selatan. Posisi ini mewakili citra masyarakat Jawa Barat yang biasa bergaul dengan alam.

“Alam menjadi sumber inspirasi, pendorong semangat hidup, menjadi tempat pulang dan menjadi (kembali ke sang khaliq),” Kadisparbud Jabar Dedi Taufik, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat, Drs. Erick Henriana,M.Si.

Baca Juga: Disparbud Jabar Ajak Warga Jawa Barat Lebih Mengenal Sejarah Perjuangan

Hanya sangat disayangkan, masyarakat Kota Bandung dan Jawa Barat masih belum semuanya mau sekedar mampir dan masuk ke bangunan yang terletak di bawah Monpera Jabar. Sebuah museum yang kaya akan informasi seputar perjuangan para pahlawan dan pendahulu pendiri bangsa yang berjuang diwilayah Jawa Barat. Padahal banyak hal menarik dibawak Monpera Jabar.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x