Guru PKBM Hidayah Datangi Siswa Anak Berkebutuhan Khusus Agar Mau Belajar

- 25 Juli 2021, 20:10 WIB
Seorang guru Anak Berkebutuhan Khusus Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Hidayah Bojongsari, Bojongsoang, Kabupaten Bandung  tengah membujuk siswa agar mau belajar. Selama pandemi Covid-19 guru ABK Hidayah terpaksa jemput bola mendatangi siswa ke rumahnya karena siswa ABK tidak mungkin melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara virtual.
Seorang guru Anak Berkebutuhan Khusus Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Hidayah Bojongsari, Bojongsoang, Kabupaten Bandung tengah membujuk siswa agar mau belajar. Selama pandemi Covid-19 guru ABK Hidayah terpaksa jemput bola mendatangi siswa ke rumahnya karena siswa ABK tidak mungkin melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara virtual. /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Hidayah, Kampung Cibisoro Desa Bojongsari  Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung memberikan pengajaran terhadap 51 anak berkebutuhan khusus (ABK) langsung di rumah siswa.  Seorang guru harus membina 5 siswa ABK, dengan cara menemui para siswa tersebut di rumahnya selama pandemi Covid-19.

“Kami dari Pusat Kegiatan Belajar Hidayah Kecamatan Bojongsoang selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sebanyak 10 guru terpaksa harus mendatangi rumah mereka. Karena untuk proses belajar melalui daring sangat tidak memungkinkan, sehingga tetap harus belajar melalui tatap muka di rumah para siswa ABK tersebut," jelas Ketua Yayasan Hidayah, Cecep Hidayat kepada Portal Bandung Timur di Bojongsoang, Minggu 25 Juli 2021.

Dikatakan Cecep Hidayat menuturkan, dari satu guru itu harus membina 5 siswa ABK, dengan cara menemui para siswa tersebut di rumahnya selama pandemi Covid-19. Saat ini puluhan siswa ABK dengan usia 7 tahun sampai 21 tahun merupakan warga terdekat dari lingkungan sekolah PKBH di Kampung Cibisoro Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang.

Baca Juga: Kota Bandung Terus Pacu Target Herd Immunity 

Namun beberapa diantaranya menurut Cecep Hidayat, ada juga yang berasal dari Desa Tegalluar, Buahbatu, Lengkong, Bojongsoang, Bojongsari Kecamatan Bojongsoang, bahkan ada warga Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay.  "Para guru yang bertugas mengajar ABK itu berasal dari bidang pendidikan luar biasa," ujar Cecep Hidayat.

Namun untuk kelangsungan belajar para siswa ABK, menurut Cecep Hidayat, pihak sekolah mengalami kekurangan kelas. Dari tiga ruang kelas itu, digunakan untuk ruang komputer dan dapur, dan satu ruangan lagi untuk belajar siswa PAUD. 

"Satu ruang lagi digunakan untuk para siswa ABK. Satu ruang kelas yang ada juga disekat menjadi empat ruang belajar, satu ruang digunakan lima siswa dan satu guru,"ujar Cecep Hidayat.

Baca Juga: Kebakaran Hutan dan Lahan Terjadi di Pintu Rime Gayo Aceh

Menurut Cecep Hidayat, karena ruang kelas sangat terbatas, sehingga satu ruang kelas itu digunakan untuk tempat belajar para siswa dengan dibagi ruang belajar. "Paling sedikit kita membutuhkan enam ruang kelas, setelah pendidikan khusus untuk ABK ini berdiri sejak 2016," ujar Cecep Hidayat.

Cecep Hidayat mengungkapkan, para siswa ABK yang dibina di lingkungan sekolah itu, setelah pihak sekolah melakukan jemput bola ke rumah-rumah warga tersebut yang sebelumnya tidak sekolah.  "Di antara mereka itu, sebelumnya anak usia sekolah dan sudah terlihat sudah remaja atau terlihat beranjak dewasa, namun tak pernah sekolah. Sehingga kita mengajak mereka untuk sekolah, khususnya bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus," terang Cecep Hidayat. 

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah