PORTAL BANDUNG TIMUR - Teknologi dan era digital lambat laun namun pasti telah mengikis seni budaya tradisional di Kabupaten Cianjur. Generasi milenial memandang seni budaya tradisional banyak tertinggal dibandingkan dengan seni budaya modern yang lebih menjanjikan.
“Generasi muda kini lebih menyukai budaya asing yang dianggap modern. Dan mereka mulai meninggalkan budaya daerahnya sendiri dan seakan tidak peduli akan pelestarian budaya,” ujar Wakil Direktur I Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Dr. Wardani Rahayu, M. Si, seusai audiensi dengan Bupati Cianjur H Herman Suherman di Pendopo Cianjur.
Dikatakan Wardani Rahayu, budaya asing tidak hanya mengakibatkan hilangnya seni dan budaya lokal. Tetapi perubahan tersebut juga dapat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat sekarang.
“Padahal pola kehidupan masyarakat lebih cenderung mengadopsi kebudayaan timur. Seperti norma kesopanan dan nilai-niai yang dijunjung tinggi perlahan akan tergerus oleh budaya asing yang dianggap lebih modern,” ujar Wardani Rahayu.
Untuk meningkatkan seni dan budaya tradisional khususnya di Cianjur, UNJ melaksanakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M). Kegiatan dilaksanakan di desa binaan, Desa Bobojong Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur.
Salah seorang mahasiswi S2 UNJ asal Cianjur, Hj. Librilianti Kurnia Yuki, S. Pd., M. Pd akan melaksanakan P2M di Desa Bobojong Mande. Sasaran kegiatan berupa pembinaan dalam rangka meningkatkan seni dan budaya tradisional.
Selain itu, yang berkaitan dengan peningkatan Indek Pembangunan Manusia bidang pendidikan di Kabupaten Cianjur. Serta kegiatan karifan lokal, olahan makanan, dan lain sebagainya. (deni abdul kholik)***