Network
PORTAL BANDUNG TIMUR – Bupati Purwakarta Hj. Anne Ratna Mustika tegaskan kemandirian Kartini telah mencetak sejarah dengan perjuangannya yang luar biasa menjadi inspirasi semua perempuan di Purwakarta. Peringatan Hari Kartini yang dilakukan setiap tahun jangan hanya menumpuk kebaya dan mengeluarkan banyak biaya untuk make up.
“Semangat kemandirian dari Kartini inilah yang harus tetap dimiliki oleh para perempuan-perempuan di Kabupaten Purwakarta. Termasuk diri saya tentunya. Yang harus tetap menjaga dan melanjutkan agar purwakarta tetap istimewa,” tegas Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, pada peringatan Hari Kartini Rabu, 21 April 2021 di Bale Sawala Yudhistira, Komplek Pemkab Purwakarta.
Disampaikan Anne Ratna Mustika yang merupakan Bupati Purwakarta perempuan pertama. spirit Raden Ajeng Kartini, melalui ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ memiliki peran besar dalam memupuk kemandirian perempuan Indonesia. Bukan hanya peran sebagai perempuan di rumah tangga, tapi di segala lini kehidupan, sehingga banyak perempuan masa kini mampu berkontribusi pada kemajuan dan pembangunan bangsa di semua tingkatan.
Baca Juga: Dadang Supriatna Bupati Bandung Terpilih Janjikan Soal Banjir Kelar Dalam Program 99 Hari Kerja
“Di masa sekarang ini, peringatan Hari Kartini jangan sampai hanya dilakukan setiap tahun hanya menumpuk kebaya dan mengeluarkan banyak biaya untuk make up saja. Tapi yang lebih penting adalah memaknai perjuangannya,” ujar Anne Ratna Mustika.
Pada kesempatan perigatan Hari Kartini, Anne Ratna Mustika juga mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam kepada Kang Dedi Mulyadi. Sang suami yang telah membentuk karakter kepemimpinannya dari Neng Anne menjadi Anne Ratna Mustika.
“Terimakasih Ayah, meski terkadang kita tidak sejalan. Namun kita tetap satu tujuan, menuju Purwakarta Istimewa,” ucap Anne Ratna Mustika.
Pada peringatan Hari Kartini tahun ini Pemkab Purwakarta memberikan penghargaan kepada sejumlah perempuan di Kabupaten Purwakarta,yang kehidupannya menginspirasi masyarakat untuk dapat terus bertahan dan berkembang dimasa pandemi yang belum usai. Kemudian launching buku ‘Ambu Anne Ratna Mustika; Melanjutkan Purwakarta Istimewa’.(iwan rukwanda)***
