Dede Yusuf : Disayangkan Pilkada 2020 di Kabupaten Bandung Timbulkan Krisis Kepemimpinan   

28 Februari 2021, 17:44 WIB
WAKIL Ketua Komisi X DPR RI H. Dede Yusuf saat memberikan keterangan seusai ngobrol bareng dengan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Bandung Raya di Riung Panyaungan Jalan Raya Banjaran-Soreang Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. /Portal Bandung Timur/ neni mardiana/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kabupaten Bandung seharusnya sudah memiliki pemimpin daerah baru untuk memulai program dengan konsep kepemimpinan baru. Namun akibat komplik pilkada 2020 masih menyisakan permasalahan berdampak pada krisis kepemimpinan di Kabupaten Bandung.

“Sangat disayangkan sekali, disaat daerah lain tengah berpacu untuk melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan wabah Covid-19 yang berdapak pada tatanan ekonomi, sosial, budaya, justru Kabupaten Bandung belum akan melakukan karena tidak ada pimpinan.

“Kabupaten Bandung mengalami krisis kepemimpinan. Kenyataannya, memang begitu," tegas  Dede Yusuf Macan Effendi saat ngobrol bareng dengan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Bandung Raya di Riung Panyaungan Jalan Raya Banjaran-Soreang Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Hetifah Sjaifudian, Hindari Kesenjangan Guru Honorer Juga Harus Mendapat Vaksinasi

Disampaikan Anggota DPR RI H. Dede Yusuf , Kabupaten Bandung saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Hal itu pasca dilaksanannya Pilkada Bandung 2020 lalu dan berakhirnya masa jabatan Bupati Bandung definitif, dan saat ini dijabat oleh Plh Bupati Bandung. 

"Menurutnya, hasil Pilkada Bandung sampai saat ini masih dalam  proses di MK (Mahkamah Konstitusi). Ini menunjukkan ketidakpastian soal kepemimpinan. Ada krisis kepemimpinan," tegas Dede Yusuf.

Ke depan menurut Dede Yusuf, Kabupaten Bandung benar-benar bisa melakukan perubahan. Unsur pimpinan  di pemerintahan harus menjadi lebih baik untuk kepentingan masyarakat.

"Untuk berubah lebih baik, harus ada kolaborasi, inovasi dan transformasi. Jangan menjadikan kepentingan golongan atau kelompok tertentu diatas kepentingan masyarakat, atau atasnama masyarakat," tegas mantan Wakil Gubernur Jabar ini.

Baca Juga: Per 27 Februari 2021, Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 Menyentuh 1 Juta

Disampaikan Dede Yusuf, bila Kabupaten Bandung menginginkan kemajuan dalam berbagai bidang yang mensejahterakan warganya,  Kabupaten Bandung harus berkolaborasi dengan kabupaten/kota sekitar. “Seperti misalnya dengan Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat dalam berbagai bidang," ujar Dede Yusuf.

Ditekankan Dede Yusuf tentang pentingnya kolaborasi dengan kota dan kabupaten sekitar, mengingat warga Kabupaten Bandung banyak yang bekerja di Kota Bandung atau daerah sekitarnya. Atau sebaliknya warga Kota Bandung atau Kota Cimahi bekerja di Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Mulai di Vaksin, Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kota Cimahi

"Kabupaten Bandung kolaborasi dengan Kota Bandung, Cimahi dan Bandung Barat. Hal ini agar supaya bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat," tegas Dede Yusuf.

Lebih lanjut diungkapkan Dede Yusuf, dampak dari politik itu membuat orang terkotak-kotak. Disaat kegiatan politik selesai, dan begitu negara memanggil, warna itu tak ada dan artinya semua warna melebur. "Dalam kontek lokal setelah selesai Pilkada Bandung, seharusnya tidak ada lagi nama-nama lain, yang ada Kabupaten Bandung," pungkas Dede Yusuf. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler