Gunakan Iket Kepala Khas Jawa Barat, Masyarakat Adat Sunda Turut Mengecam Edy Mulyadi

- 25 Januari 2022, 13:39 WIB
Pupuhu Agung atau Ketua Umum Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda, Ari Mulia Subagdja .
Pupuhu Agung atau Ketua Umum Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda, Ari Mulia Subagdja . /Foto : Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda kembali mengeluarkan pernyataan sikap terkait polemik terhadap ujaran yang dilontarkan oleh Edy Mulyadi, yang dinilai telah menghina masyarakat Kalimantan.

Pupuhu Agung atau Ketua Umum Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda, Ari Mulia Subagdja mengaku, pihaknya juga turut marah atas persoalan tersebut. Karena menurutnya, Edy Mulyadi mengenakan Iket Kepala khas Sunda, saat ia menyampaikan kata-kata yang dinilai menyakitkan warga suku adat Dayak tersebut.

"Saya selaku pupuhu Agung atau ketua umum dewan karatuan majelis adat Sunda dan juga atas nama masyarakat adat Sunda ikut marah dan merasakan getar batin saudara-saudara kami di Kalimantan khususnya masyarakat adat Dayak yang perasaan kolektifnya tercederai oleh sikap dan pernyataan saudara Edy Mulyadi dan kawan-kawan, ujar ari melalui tayangan video yang diunggah ke YouTube, Selasa, 25 Januari 2022.

Baca Juga: Tol Cisumdawu Terdiri Dari 6 Seksi Dioperasikan Secara Bertahap

Ari Mulia Subagdja mengatakan, pihaknya atas nama Majelis Adat Sunda merasa perlu menegur Edy Mulyadi yang telah menggunakan atribut adat Sunda saat melukai hati masyarakat adat Dayak. Menurutnya, tindakan dan pernyataan Edy Mulyadi tersebut, tidak selaras dengan Budaya Sudaya yang senantiasa Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh.

"Sekali lagi kami atas nama majelis adat Sunda mendesak saudara Edy Mulyadi untuk meminta maaf dan mempertanggungjawabkan atas pernyataannya yang menghina masyarakat Kalimantan dengan menggunakan atribut kesundaan," tegas Ari Mulia Subagdja.

Lebih lanjut Ari  Mulia Subadja juga menambahkan, pihaknya mengajak seluruh eksponen masyarakat adat di nusantara dari Sabang sampai Merauke untuk terus meningkatkan solidaritas kebangsaan dan tidak terprovokasi untuk terpecah-belah oleh ideologi dan ajaran yang anti terhadap Pancasila. Karena menurutnya, Pancasila adalah nilai-nilai yang digali yang bersumber inspirasi dari bumi Nusantara yang dihuni oleh beragam suku bangsa.

Baca Juga: Covid-19 Melonjak Lagi, Ombudsman Jabar Minta PTM 100 Persen Ditinjau Ulang

"Keyakinan yang telah ada dan hadir berabad-abad bahkan beribu tahun yang silam, Pancasila dan Kebangsaan Indonesia adalah kristalisasi nilai-nilai adat dan budaya yang tumbuh dan berkembang menurut hukum zaman. Oleh karena itu Setiap bentuk legasi terhadap eksistensi adat dan budaya daerah dan suku bangsa harus dilawan oleh segenap elemen suku bangsa yang ada di Indonesia,"tegas dia.

Di akhir pernyataannya, Ari Mulia Subagdja berharap, agar segenap komponen bangsa Indonesia lebih memperhatikan agar supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi kembali di kemudian hari.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah